Berita

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri/RMOLNetwork

Politik

Sebut Jakarta Amburadul, Pengamat: Megawati Ingin DKI Direbut PDIP

SELASA, 10 NOVEMBER 2020 | 19:02 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Ada unsur politik yang terkandung dalam pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri yang menyebut Jakarta amburadul.

Menurut Direktur Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif'an, pernyataan Mega tersebut berkaitan dengan posisi Gubernur DKI Jakarta saat ini yang bukan berasal dari PDIP.

"Secara politik, pernyataan Ibu Mega itu secara tersirat bisa dimaknai bahwa kalau mau daerahnya bagus, maka perlu dipimpin kepala daerah dari PDIP," kata Ali Rif'an kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (10/11).


Hal itu merujuk pada statement Mega yang menyinggung beberapa daerah yang dipimpin kepala daerah dari PDIP mendapat penghargaan sebagai kota mahasiswa atau City Of Intellectual.

Seperti di antaranya Surabaya yang dipimpin Tri Rismaharini, Semarang yang dipimpin Walikota Hendrar Prihadi, dan Kota Solo yang dipimpin FX Hadi Rudyatmo. Ketiganya merupakan kepala daerah dari PDIP.

Bagi Ali Rif'an, muatan politik Mega bukan semata-mata untuk Pilkada 2020, melainkan Pilkada 2022 yang menjadi tahun terakhir kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di periode pertama.

"Jika dilihat dari kacamata politik, ada keinginan di Pilkada DKI 2022 kader PDIP diharapkan dapat memimpin DKI. Sebagai ibukota sekaligus miniatur Indonesia, DKI Jakarta sangat strategis dan PDIP merasa perlu merebut kembali DKI Jakarta," tegasnya.

Namun terlepas dari sisi politik, kata Ali Rif'an, kritikan Megawati itu bisa menjadi pemacu daerah lain agar bisa lebih baik membangun daerahnya masing-masing.

"Pernyaan itu bisa dijadikan cambuk bagi kepala-kepala daerah lain untuk lebih kerja keras lagi membangun daerahnya. Posisi Bu Mega sebagai mantan presiden, maka pernyataan itu bisa dimaknai sebagai bentuk masukan untuk para kepala daerah," tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya