Berita

Presiden Joko Widodo bersama Satsus Milenial/Net

Politik

Akademisi UGM: Stafsus Milenial Mencoreng Independensi Lembaga Kemahasiswaan

SELASA, 10 NOVEMBER 2020 | 12:55 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

'Surat Perintah' yang dikeluarkan Staf Khusus Milenial Presiden, Aminuddin Ma'ruf, kepada Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (DEMA PTKIN), mencoreng independensi lembaga kemahasiswaan.

Hal itu disampaikan Akademisi Hukum Pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM), I Gusti Made Ivan Adines, dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (10/11).

"Surat perintah tersebut telah mencoreng marwah dan independensi lembaga atau organisasi kemahasiswaan. Karena, lembaga atau organisasi mahasiswa adalah elemen yang terpisah dari sistem kekuasaan trias politika di Indonesia," ujar Ivan.

Berdasarkan pemahamannya, Ivan menilai judul surat yang ditandatangani Aminuddin Ma'ruf tidak sesuai dengan porsinya. Karena, memposisikan organisasi mahasiswa menjadi bagian dari eksekutif atau lembaga yang kewenangannya diatur di bawah kewenangan presiden atau pemerintah.

"Makna kata dari 'memerintahkan' adalah seseorang yang memberikan perintah kepada orang lain atas dasar kewenangan yang memberi perintah," tuturnya.

Selain itu, Ivan memandang pihak Istana seharusnya mengundang subjek hukum yang terkait dengan pembahasan UU Omnibus Law. Seperti buruh, masyarakat adat, dan LSM lingkungan, jika memang menginkan rekomendasi perbaikan.

"Mereka yang seharusnya diundang untuk memberikan rekomendasi. Bukan hanya organisasi atau lembaga kemahasiswaan," ungkapnya.

Oleh karena itu, Ivan berkesimpulan Stafsus Presiden Joko Widodo tersebut tidak memiliki kompetensi, khususnya mengenai pemahaman substansi dari persoalan UU Omnibus Law.

"Sangatlah berbahaya bila Presiden Jokowi tetap mempertahankan stafsus yang tidak berkompeten, karena akan berdampak pada kebijakan-kebijakan presiden lainnya," ucapnya.

"Saya mengkritik keras Aminuddin Ma'ruf dan mengingatkan kembali, bahwa mahasiswa berperan sebagai agent of change dan agent of control terhadap penentu kebijakan," demikian I Gusti Made Ivan Adines.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya