Berita

Jalan terputus longsor/Net

Nusantara

Longsor Di Tasikmalaya Tewaskan Satu Orang Dan Memutus Akses Jalan Penghubung

JUMAT, 06 NOVEMBER 2020 | 15:13 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Hujan dengan intensitas tinggi memicu terjadinya longsor, di Desa Parung, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulan Bencana (Kapusdatin BNPB), Raditya Jati menerangkan, bencana longsor tersebut menewaskan 1 warga.

"Satu warga Desa Parung, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat meninggal dunia akibat tertimbun material longsor," terangnya dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/11).


Radit menyebutkan, longsoran yang dipicu oleh hujan intensitas tinggi tersebut berlangsung lama pada Kamis (5/11), sekitar pukul 00.30 WIB.

Pada kejadian tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menginformasikan empat warga tertimbun longsor.

"Dari keempat korban tersebut, satu warga meninggal atas nama Bubun berusia 45 tahun, sedangkan satu orang mengalami luka-luka dan dua lainnya berhasil selamat," ungkap Raditya.

Selain itu, BPBD setempat juga melaporkan jalan penghubung antara Tasikmalaya dan Karangnunggul tertimbun material longsor.

"Kondisi ini mengganggu arus lalu lintas. Secara umum situasi pascalongsor sudah kondusif," sambungnya.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Tasikmalaya merupakan wilayah dengan kategori sedang hingga tinggi untuk bahaya tanah longsor.

Sebanyak 35 kecamatan berada pada kategori tersebut dengan luas bahaya mencapai 103.840 hektar. Sedangkan jumlah populasi dipuluhan kecamatan tersebut sebanyak 269.488 jiwa.

Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada hari ini teridentifikasi kawasan Jawa Barat berpotensi hujan lebat disertai kilat atau petir, dan angin kencang.

Pada hari ini, prakiraan cuaca kecamatan Cibalong berpotensi hujan ringan hingga hujan petir.

Karena itu, Raditya selaku perwakilan dari BNPB mengimbau masyarakat terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.

"Wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan yang dipengaruhi fenomena La Nina. Dampaknya dapat memicu curah hujan lebih tinggi," tuturnya.

"Kesiapsiagaan dan kewaspadaan dibutuhkan setiap keluarga untuk mengantisipasi dan menghindar dari potensi bahaya," demikian Raditya Jati.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya