Berita

Ekonom muda dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira/Net

Politik

Indonesia Resesi, Reshuffle Tim Ekonomi Mendesak Dilakukan

JUMAT, 06 NOVEMBER 2020 | 03:59 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Indonesia telah resmi mengalami resesi. Untuk itu dibutuhkan langkah-langkah agar negeri ini tidak menghadapi depresi ekonomi yang bisa berujung pada konflik sosial.

Ekonom muda dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa pemerintah bisa melakukan sejumlah kebijakan sebelum hal-hal yang tidak diinginkan itu terjadi.

Pertama, pemerintah harus merombak total seluruh Program Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN), yang pencairannya macet dan konsepnya bermasalah.

“Sebagai contoh kartu pra kerja, subsidi bunga, dan penempatan dana pemerintah di perbankan,” katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (5/11).

Selanjutnya, Bhima meminta agar anggaran kesehatan tahun 2021 dinaikkan. Bukan malah dikurangi hingga minus (-) 71 persen.

Menurutnya, Indonesia perlu mempersiapkan diri menghadapi gelombang kedua Covid-19 dan biaya besar untuk distribusi vaksin.

Selain itu, anggaran perlindungan sosial perlu ditambah dan diperluas bagi kelas menengah rentan miskin. Anggaran yang ada saat ini masih relatif kecil karena secara total anggaran jaminan sosial berada di bawah 3 persen dari PDB.

Bhima menilai, bentuk anggaran perlindungan sosial yang lebih efektif adalah cash transfer karena langsung dibelanjakan untuk konsumsi.

“Jangan mengulang kesalahan kartu pra kerja dengan mekanisme yang berbelit-belit, dan timpang secara akses digital,” tegasnya.

Pemerintah, masih kata Bhima, juga perlu mempercepat Program UMKM Go Digital. Jangan sampai yang menikmati bonanza digital adalah barang-barang impor, di saat porsi UMKM yang masuk platform digital baru 13 persen.

Tak kalah penting, Bhima juga menilai reshuflle tim ekonomi mendesak untuk dilakukan segera. Kontraksi ekonomi terjadi karena respon menteri yang kurang cepat dan inkompeten.

“Reshuffle dibutuhkan sebagai penyegaran juga. Ganti dengan sosok profesional dan memiliki senses of crisis untuk percepat eksekusi stimulus PEN baik daam waktu 2 bulan terakhir maupun tahun 2021,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya