Berita

Presiden Joko Widodo/Repro

Politik

LP3ES: Jokowi Punya Cita-Cita Kurangi Utang, Tapi Ternyata Cuma Harapan

JUMAT, 06 NOVEMBER 2020 | 00:17 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Rencana pemerintah Presiden Joko Widodo untuk menekan angka penarikan utang baru cuma menjadi harapan.

Begitulah yang diungkapkan Ketua Dewan Pengurus Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Didik J Rachbini, dalam diskusi virtual bertajuk "Refleksi Ekonomi Politik Satu Tahun Joko Widodo-Ma'ruf Amin", Kamis (5/11).

"Rencananya pemerintahan Jokowi sebelum Covid punya cita-cita tapi cuma harapan doang, yaitu menurunkan utangnya," ujar Didik.


Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) ini menyebutkan, Jokowi pada Agustus 2019 lalu pernah mengumumkan upaya pemerintah menekan utang dengan mencantumkan jumlah pembiayaan utang sebesar Rp 351,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020.

Namun usai disahkan, angka penarikan utang di dalam APBN 2020 menjadi Rp 651,1 triliun, yang sejumlah Rp 201,9 triliunnya akan digunakan untuk membayar utang jatuh tempo dan buyback. Sementara SBN (Neto) sebesar Rp 449,2 triliun.

Akan tetapi, Didik menekankan angka utang setelah pandemi Covid-19 mewabah di dalam negeri. Karena pemerintah dengan bebas merevisi APBN 2020 tanpa persetujuan DPR, yang dilegitimasi oleh UU 2/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid-19 atau biasa disebut UU Corona.

"Apa yang terjadi? Yang terjadi ada Perppu 1 (2020) DPR sudah tidak punya kekuasaan legislatif, jadi APBN ditentukan hanya pada eksekutif saja, yang biasanya dalam demokrasi ditentukan oleh DPR bersama pemerintah," unkapnya.

"Jadi dari Rp 651 triliun utangnya sekarang menjadi Rp 1.530 triliun. Jadi dalam keadaan yang ini alasannya Covid, keadaan di mana tidak ada kunjungan, tidak ada sosilisasi, maka ini menaikan semau gue," demikian Didik J Rachbini.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya