Berita

Presiden Belarusia Alexandr Lukashenko/Net

Dunia

Dialog Tak Kunjung Tiba, Uni Eropa Resmi Keluarkan Sanksi Terhadap Lukashenko Dan Putranya

KAMIS, 05 NOVEMBER 2020 | 12:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Uni Eropa akhirnya meluncurkan prosedur untuk memberi sanksi kepada Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko, putranya Viktor, dan 13 pejabat lainnya, yang dianggap bertanggung jawab atas tindakan keras pasca pemilihan di bekas negara Soviet pada Rabu (4/11).

Sanksi yang berlaku itu termasuk larangan perjalanan dan pembekuan aset pada 40 sekutu Lukashenko. Lukashenko dan pejabatnya dianggap telah mencurangi pemilihan pada Agustus yang mengembalikannya ke tampuk kekuasaan dan untuk mengatur tindakan keras terhadap protes massa yang telah mengguncang negara itu sejak pemungutan suara.

"Lampu hijau untuk melarang visa dan membekukan aset Lukashenko dan 14 lainnya diberikan oleh utusan dari 27 negara anggota UE dan harus dikonfirmasi dalam jurnal resmi blok itu pada hari Jumat," kata mereka, seperti dikutip dari AFP, Kamis (5/11).

Sebelumnya, blok itu menahan diri untuk tidak menghukum Lukashenko, berharap dapat membujuknya untuk terlibat dalam dialog dengan pasukan oposisi untuk menyelesaikan krisis.

Namun, harapan ini tidak terpenuhi dan pada pertengahan Oktober, para menteri luar negeri UE memberikan lampu hijau pada prinsipnya untuk mengambil tindakan terhadap pemimpin terlama Belarusia tersebut.

"Lukashenko bertanggung jawab atas penindasan dengan kekerasan oleh aparat negara sebelum dan sesudah pemilihan presiden 2020,"  isi keputusan atas sanksi yang dilihat oleh AFP.

Ini juga memberinya tanggung jawab atas pengecualian kandidat oposisi penting dalam pemilihan, "penangkapan sewenang-wenang dan perlakuan buruk terhadap demonstran damai, serta intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis".

Selain Lukashenko, UE juga menargetkan sanksi kepada putranya, Viktor, yang merupakan penjabat penasihat keamanan nasional di Belarus.

Di antara orang-orang lain yang terlibat adalah kepala staf Lukashenko, Igor Sergeenko, kepala dinas rahasia KGB, Ivan Tertel, dan petugas pers pimpinan.

Uni Eropa menolak hasil pemilihan 9 Agustus dan mengatakan tidak menganggap Lukashenko sebagai presiden yang sah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya