Berita

Petugas mengamankan Kota Nice pasca penyerangan mematikan di gereja/Net

Dunia

Update Kasus Penikaman Di Gereja Nice Prancis, Polisi Tangkap Tersangka Ketiga

SABTU, 31 OKTOBER 2020 | 17:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Polisi Prancis terus mengembangkan kasus penikaman yang menewaskan tiga orang di sebuah gereja di Kota Nice, Prancis selatan. Terbaru, mereka telah menahan tersangka ketiga untuk diinterogasi sehubungan dengan serangan mematikan pada Kamis (29/10).

Sumber terkait mengatakan, tersangka baru yang ditahan itu adalah seorang pria berusia 33 tahun. Ia menjadi target pencarian polisi pada Jumat (31/10) malam waktu setempat, di rumah seorang pria kedua yang juga ditahan untuk diinterogasi karena dia diyakini telah melakukan kontak dengan penyerang.

"Kami mencoba mengklarifikasi perannya dalam semua ini," tambah sumber itu, seperti dikutip dari AFP, Jumat (31/10).

Sebelumnya, pihak penyelidik Prancis telah menahan tersangka kedua,  pria berusia 47 tahun, karena dugaan keterlibatannya dalam serangan berdarah itu.

Tersangka itu diyakini telah melakukan kontak dengan Brahim Aioussaoi pada malam sebelum kejadian. Hingga saat ini identitasnya masih  belum diungkapkan pihak penyelidik.
Sementara itu, tersangka utama penyerangan Brahim Aissaoui,  yang ditembak dan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis, telah diidentifikasi sebagai seorang pria Tunisia berusia 21 tahun yang tiba di Eropa sebulan lebih sebelum serangan itu, menurut para penyelidik Prancis.

Presiden Emmanuel Macron menyebut penikaman mematikan itu sebagai ‘serangan teroris Islam’ dan mengumumkan peningkatan pengawasan gereja oleh patroli militer Sentinelle Prancis, yang akan ditingkatkan menjadi  tujuh ribu tentara dari yang awalnya hanya tiga ribu

Selain tempat keagamaan, keamanan di sekolah juga akan ditingkatkan, katanya.

Serangan itu terjadi pada saat tumbuh kemarahan di kalangan umat Islam di banyak negara atas isu kartun Prancis dari Nabi Muhammad, yang dianggap sebagai bentuk penghinaan.

Prancis, rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Eropa dan dilanda serangkaian serangan militan dalam beberapa tahun terakhir, telah membela hak untuk menerbitkan kartun semacam itu. Macron bersikeras Prancis tidak akan berkompromi pada kebebasan dasar berkeyakinan dan berekspresi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya