Berita

Anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha/Net

Politik

Syaifullah Tamliha: Indonesia Harus Cari Untung, Bisa Dengan China Atau AS

SABTU, 31 OKTOBER 2020 | 01:45 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Indonesia memiliki posisi strategis di mata Amerika Serikat dan China lantaran memiliki Laut Natuna Utara yang menjadi bagian NKRI.

Demikian disampaikan anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha. Dijelaskan, China dalam beberapa waktu terakhir secara senyap melanggar perjanjian Unclos dari PBB. Hal ini kemudian ditangkap AS sebagai sinyalemen untuk merayu Indonesia untuk bersekutu.

“Natuna Utara itu bagian dari teritorial NKRI. Jadi bisa untuk pintu masuk pesawat tempur ataupun kapal-kapal perang AS lewat China Selatan. Posisi strategis itu harus bisa dimanfaatkan melalui kerja sama yang menguntungkan, apakah China atau dengan Amerika,” kata Syaifullah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (30/10).

Ia mengamini bahwa Indonesia tidak akan berpihak pada negara manapun, baik AS dan China yang tengah berkonflik. Namun, jelas Syaifullah, hal tersebut tak lantas Indonesia menutup mata. Bisa saja Indonesia memanfaatkan hubungan diplomasi demi kepentingan nasional, misalnya memperjuangkan nasib rakyat Palestina dan kerja sama militer.

“Terserah, kan kita harus menyampaikan kepada otoritas China atau AS, bahwa kita negara nonblok sejak Indonesia ini merdeka begitu,” ucapnya.

Syaifullah melanjutkan, Indonesia harus mengakui bahwa keuangan negara terbatas. Cara yang paling efektif adalah melakukan kerja sama investasi baik kepada AS maupun Cina.

“AS kan biasa melakukan itu dengan Korea, kemudian pesawat tempur AS dibuat di Korea. Nah, kita berharap pesawat tempur AS dibuat di sini (Indonesia), bukan kita membeli di sini. Mereka investasi di sini," lanjutnya.

Di sisi lain, ia berharap Indonesia tidak lagi menjadi negara konsumen. Oleh karenanya, kedatangan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo harus mampu menguntungkan Indonesia.

“Kalau mereka mau produksi, produksi dong di Indonesia sehingga target kita banyak tertampung, kualitas SDM kita semakin baik. Sudah saatnya ya, politik dagang Indonesia berubah yang sebelumnya kita sebagai konsumtif," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya