Berita

Pelatih Paris Saint-Germain, Thomas Tuchel, sedikit sedikit dengan eskalasi politik yang terjadi antara Prancis dan Turki belakangan ini/Net

Sepak Bola

Tensi Prancis-Turki Meningkat, Pelatih PSG Ikut Merasa Sedih

RABU, 28 OKTOBER 2020 | 14:23 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Ketegangan antara Prancis dan Turki sebagai buntut aksi pembunuhan seorang guru membuat sedih pelatih Paris Saint-Germain, Thomas Tuchel. Meski demikian, Tuchel yakin eskalasi politik tersebut tak akan berimbas terhadap dunia sepak bola.

"Kami telah mendengar banyak hal, tapi kami tidak khawatir. Secara pribadi, saya merasa sedih bahwa bukan sebuah kemustahilan bagi semua orang untuk hidup bersama dalam harmoni. Karena saya merasa setiap orang ingin hidup secara harmoni," ucap Tuchel, dikutip AFP, Rabu (28/10).

"Itulah kenapa saya merasa sedikit sedih, tapi tidak khawatir. Saya harap tidak ada overlapping antara olahraga dengan politik," tambahnya.


Pernyataan Tuchel ini tentu tak lepas dari calon lawan yang akan dihadapi Neymar cs di matchday 2 Liga Champions, Kamis dinihari nanti (29/10). PSG dijadwalkan bertamu ke kandang jawara Turki, Istanbul Basaksehir di Grup H.

Laga ini bakal memberi beban berat bagi skuat PSG. Sebab, pada matchday 1, mereka harus mengalami kekalahan tipis 1-2 dari Manchester United.

Terkait dengan kondisi panas antara pemerintah Prancis dan Turki, Tuchel pun berharap skuatnya bisa tetap fokus ke pertandingan. Sehingga PSG bisa meraih poin pertamanya di Liga Champions musim ini.

Senada dengan Tuchel, bek PSG Presnel Kimpembe mengatakan, isu panas yang melibatkan pemerintahan kedua negara bukanlah urusan mereka.

"Kami adalah sebuah tim sepak bola. Sepanjang UEFA mengizinkan kami bermain di sini (Turki), kami akan bertanding dan kemudian kembali ke rumah. Apa yang terjadi dalam politik, bukan tanggung jawab kami," tegas Kimpembe.

Seperti diketahui, hubungan diplomatik antara Turki dan Prancis tengah memanas. Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang dianggap telah melecehkan umat muslim dibalas keras oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan pun meminta seluruh warga Turki untuk memboikot seluruh produk Prancis yang ada di negara mereka.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya