Berita

Komodo/Net

Nusantara

Praktisi Hukum: Izin Pembangunan "Jurrasic Park" Di Taman Nasional Komodo Irasional!

RABU, 28 OKTOBER 2020 | 00:30 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Keputusan Pemerintah memberikan izin pembangunan kawasan wisata "Jurrasic Park" di area Taman Nasional Komodo, Pulau Rinca, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah irasional.

Begitulah yang diungkapkan Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha), Azmi Syahputra, dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (27/10).

"Keputusan-keputusan dan kebijakan pemerintah ini sudah irasional. Jadi bumerang dalam kepariwisataan Indonesia, dan ini bertentangan dengan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem," ujar Azmi.

Sepengetahuan Azmi, pemerintah telah mengizinkan pembangunan resort atau sejenis hotel di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, dan lengkap dengan sarana modern pariwisata dalam waktu sekitar 20 sampai 50 Tahun bagi investor.

Padahal menurutnya, Taman Nasional Komodo termasuk Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (Cites), atau masuk konvensi ekosistem konservasi sumber daya alam yang menjadi tanggung jawab semua pihak untuk mempertahankannya.

"Segala upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya menjadi kewajiban mutlak dari tiap generasi tanpa terkecuali, tidak boleh diabaikan oleh siapapun," ungkapnya.

Selain itu, Azmi menyebutkan fokus utama dari CITES adalah untuk memberikan perlindungan pada spesies tumbuhan dan satwa liar dari berbagai macam bentuk dan tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Apalagi bila nyata-nyata membahayakan kelestarian tumbuhan dan satwa liar tersebut," sambungnya.

Dalam hal ini, Azmi menitikberatkan kelestarian Komodo yang merupakan hewan asli Indonesia dan dilindungi karena terancam punah akibat jumlahnya yang semakin berkurang.

Tapi dengan rencana pemerintah menyulap Pulau Rinca, Azmi memandang pembangunan lahan pariwisata modern di tempat itu malah akan mengancam habitus asli hewan karnivora tersebut.

"Komodo butuh kelestarian, bukan pula dengan cara di betonisasi, aspalisasi. Ini sama artinya komodo 'diburu' di wilayah kedaulatan komodo tersebut atas nama investasi, perbuatan dan tindakan ini dapat dipidana," tuturnya.

Oleh karena itu, Azmi menilai pejabat pemerintah yang mengeluarkan izin pengelolaan dan atau pembangunan pulau Rinca telah melanggar hukum. Sehingga patut dijatuhi sanksi, dengan sebelumnya dilakukan gugatan ke tingkat pengadilan terkait.

Atau selain itu, dia juga menilai upaya pemerintah ini bisa mendapat sanksi dari masyarakat Internasional, dikarenakan Indonesia termasuk salah satu dalam anggota perjanjian CITES.

"Apakah dengan kebijakan yang mengatasnamakan investasi seperti ini akan membuat lebih baik Indonesia dikemudian hari?" tanya Azmi.

"Yang ada bila ini tidak dicegah, malah sebaliknya. Kita dan generasi yang akan datang pasti akan terkena imbasnya akibat keseimbangan alam khususnya ekosistem kedaulatan komodo telah nyata-nyata terganggu," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya