Berita

Bentrokan antara aparat keamanan dan pengunjuk rasa di Kamboja/Net

Dunia

Tolak Kehadiran Militer China, Warga Kamboja Gelar Aksi Protes Dekat Kedutaan

JUMAT, 23 OKTOBER 2020 | 16:40 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Aksi protes kecil yang dilakukan oleh warga Kamboja di dekat kantor Kedutaan Besar China di Phnom Penh diwarnai bentrok dengan petugas keamanan.

Penjaga keamanan ibukota yang berusaha membubarkan aksi membawa tiga pengunjuk rasa ke dalam truk pickup.

Protes yang terjadi pada Jumat (23/10) itu dilakukan oleh warga yang menolak rencana peningkatan kehadiran militer China di sana.

"Kami menolak kehadiran militer China di Kamboja," teriak seorang pengunjuk rasa sembari mengibarkan bendera Kamboja, seperti dikutip Reuters.

Ketika, itu, seorang petugas polisi memberikan pengumuman kepada kerumuman, mereka memberikan waktu lima menit agar para pengujuk rasa bubar.

Menurut saksi mata Reuters, petugas polisi di tempat kejadian mendesak wartawan untuk menghapus gambar dan video bentrokan yang terjadi.

Aksi protes yang terjadi pada Jumat merupakan bagian dari unjuk rasa yang digelar oleh oposisi, Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP).

Mantan wakil presiden CNRP, Mu Sochua mengatakan, aksi itu menandai peringatan 29 tahun Perjanjian Perdamaian Paris yang mengakhiri perang saudara Kamboja.

Sementara itu, pemerintah Kamboja berulang kali membantah laporan Phnom Penh dan Beijing telah mencapai kesepakatan rahasia untuk  menempatkan pasukan China di Pangkalan Angkatan Laut Ream.

Pemerintah berdalih, menampung pasukan asing akan bertentangan dengan konstitusi Kamboja.

Juru bicara kepolisian Phnom Penh, San Sok Seyha mengatakan mereka yang ditahan telah dibawa untuk diinterogasi karena aksi unjuk rasa belum diberi izin.

“Kami perlu melindungi kedutaan dan menjaga ketertiban umum bagi semua orang,” katanya.

Kamboja, yang merupakan salah satu negara termiskin di Asia, telah menjadi sekutu penting China dalam beberapa tahun terakhir dan dituduh memberikan pengaruh kepada Beijing sebagai imbalan atas dukungan ekonomi. Namun Kamboja bersikeras kebijakan luar negeri dan keamanannya independen.

Sejauh ini, Kedutaan China belum memberikan komentar.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya