Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Pemerintah AS Tetapkan Remdesivir Sebagai Obat Resmi Pertama Covid-19

JUMAT, 23 OKTOBER 2020 | 15:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) akhirnya memberikan lampu hijau kepada obat antiviral remdesivir dari Gilead Sciences Inc sebagai pengobatan Covid-19 pertama yang disetujui secara resm oleh pemerintah.

Remdevisir sendiri adalah salah satu dari sekian obat yang diterima Presiden Donald Trump selama pertarungannya melawan virus corona baru-baru ini.

"Sejak awal pandemi Covid-19, Gilead telah bekerja tanpa henti untuk membantu menemukan solusi untuk krisis kesehatan global ini," kata Ketua dan CEO Gilead Daniel O'Day dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Verge, Kamis (22/10).

"Sungguh luar biasa berada di posisi saat ini, kurang dari satu tahun sejak laporan kasus paling awal dari penyakit yang sekarang dikenal sebagai Covid-19, memiliki perawatan yang disetujui FDA di AS yang tersedia untuk semua pasien yang membutuhkan," lanjut pernyataan itu.

Persetujuan datang menyusul hasil baru yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine Kamis dari uji coba Tahap 3 ACTT-1 Gilead, yang menunjukkan waktu pemulihan lebih cepat daripada yang dilaporkan sebelumnya untuk pengobatan orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan kasus virus corona ringan-sedang atau parah. Remdesivir juga terbukti mengurangi perkembangan penyakit di antara pasien yang sakit parah yang membutuhkan oksigen.

Gilead mengatakan saat ini sedang memenuhi permintaan untuk remdesivir, yang dijual dengan nama merek Veklury di Amerika Serikat dan mengantisipasi untuk memenuhi permintaan global pada akhir Oktober.

“FDA berkomitmen untuk mempercepat pengembangan dan ketersediaan pengobatan Covid-19 selama keadaan darurat kesehatan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,” kata Komisaris FDA Stephen Hahn dalam sebuah pernyataan.

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan uji coba internasional terhadap terapi Covid-19, menemukan bahwa remdesivir tidak memiliki efek substansial pada lama pasien dirawat di rumah sakit atau peluang untuk bertahan hidup. Studi tersebut belum ditinjau oleh para ahli dari luar.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya