Berita

Anggota DPR RI Fraksi PKS, Muhammad Nasir Djamil/Net

Politik

Jokowi Kembali Tegur Bawahan, Nasir Djamil: Dugaan Saya Ada Silent Operation Di Pemerintahan

JUMAT, 23 OKTOBER 2020 | 13:29 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ada semacam tim tersembunyi dalam pembahasan omnibus law UU Cipta Kerja yang kini banyak dikritik sejumlah pihak. Tim tersembunyi tersebut memiliki agenda lain yang tidak ditampakkan kepada publik.

Hal tersebut disampaikan anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Nasir Djamil dalam merespons teguran Presiden Joko Widodo kepada jajarannya terkait dengan komunikasi yang buruk.

“Saya lihat omnibus law ini, kalau bacaan saya ada satu kelompok di barisan Jokowi juga. Saya enggak tahu, mungkin pemain-pemainnya itu, jadi satu tim ini punya misi untuk mempercepat (pengesahan omnibus law),” ucap Nasir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (23/10).

Sehingga, baik jurubicara maupun menteri-menteri yang menilai ada kejanggalan tidak diberikan ruang untuk menjelaskan, justru menghindari penyampaian ke publik.

“Tim omnibus law ini berusaha menghindari penyampaian-penyampaian ke publik karena mau cepat-cepat disahkan, sehingga ketika diberikan ke jurubicara nanti diskursus makin ramai, makin banyak penolakan,” katanya.

Lebih dalam Nasir menduga, dalam pembahasan dan pengesahan omnibus law ada operasi senyap untuk mempercepat lahirnya omnibus law dengan tujuan tertentu.

“Memang sepertinya ada silent operation, walaupun kerjanya nampak tapi istilahnya begitu (sembunyi-sembunyi). Ada satu tim yang beroperasi untuk mempercepat pembahasan pengesahan omnibus law ini dalam kabinet Jokowi,” katanya.

Anggota Badan Anggaran DPR RI ini mengibaratkan pemerintahan Jokowi seperti orkestra. Jokowi sebagai dirijen tidak membaca not balok yang dikonotasikan sebagai omnibus law. Dengan demikian, para pemain musik tidak paham notasi yang disampaikan Jokowi.

“Jangan-jangan Pak Jokowi tidak membaca habis not balok-not balok yang ada di depannya itu sehingga ada yang tidak kebagian, terus tidak ngerti, terus tidak bunyi nadanya itu. Bisa jadi, seperti itu (tidak baca omnibus law) kenapa beliau marah-marah,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya