Berita

Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari/Net

Dunia

Buka Suara Soal Aksi Protes, Presiden Nigeria: Kerusuhan Apapun Tak Akan Ditoleransi

JUMAT, 23 OKTOBER 2020 | 12:28 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari buka suara perihal kerusuhan yang melanda negaranya dalam beberapa hari terakhir.

Berbicara dalam pidato singkat yang disiarkan di televisi pada Kamis (22/10), Buhari meminta warganya untuk berhenti melakukan demonstrasi yang menyebabkan kerusuhan.

"Saya ingin mengimbau para pengunjuk rasa untuk memperhatikan dan memanfaatkan berbagai inisiatif yang dipikirkan dengan matang. Pemerintahan ini dirancang untuk membuat hidup lebih baik dan lebih bermakna," kata Buhari, seperti dikutip dari Al Jazeera.

"Jika Anda melakukan sebaliknya, itu berarti merusak keamanan dan hukum serta ketertiban nasional. Dalam keadaan apapun, hal itu tidak akan ditoleransi," sambung dia.

Dalam pidatonya, ia tidak menyebutkan atau menyinggung aksi penembakkan mematikan yang terjadi terhadap para pengunjuk rasa yang memicu kecaman luas.

Alih-alih, ia meminta para pemuda yang melakukan unjuk rasa untuk bekerja bersama pemerintah mencari solusi.

Sebelumnya, pada hari yang sama, kekacauan terjadi pada aksi unjuk rasa di Lagos. Ketika itu, saksi mata menyebut terjadi aksi penembakkan oleh preman bersenjatakan pentungan.

Asap terlihat mengepul dari arah Lapas Ikoyi. Truk pengangkut polisi juga dikerahkan menuju penjara, sementara lusinan mobil dan dua gedung terbakar.

“Penjara Ikoyi sebagian besar dikelilingi oleh gedung-gedung pemerintah dan lembaga keamanan. Warga mengatakan mereka melihat preman bersenjatakan pentungan dan kemudian suara tembakan terdengar dan api serta asap kemudian terlihat," kata Ahmed Idris dari Al Jazeera.

Laporan lain menyebutkan bahwa tembakan tersebut berasal dari percobaan pembobolan penjara oleh para tahanan.

Amnesty International mengatakan sedikitnya 12 orang tewas oleh tentara dan polisi Nigeria dalam tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pada Selasa (20/10) yang menuai kecaman internasional.

Secara keseluruhan, 56 orang telah tewas di seluruh negeri sejak demonstrasi menentang penyalahgunaan polisi dan pemerintahan yang buruk dimulai pada 8 Oktober.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya