Berita

Setidaknya 25 kematian diduga terkait dengan program vaksinasi influenza massal di Korea Selatan/Net

Dunia

Hasil Autopsi: Tidak Ada Keterkaitan Vaksin Influenza Dengan Kematian Remaja 17 Tahun Di Korsel

JUMAT, 23 OKTOBER 2020 | 09:48 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Otoritas Korea Selatan mengumumkan tidak menemukan keterkaitan vaksinasi influenza dengan kematian seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun.

Dilaporkan Yonhap pada Jumat (23/10), Layanan Forensik Nasional telah melakukan autopsi pada beberapa orang yang meninggal sebagai bagian dari penyelidikan yang dilakukan pemerintah terkait vaksinasi influenza secara massal.

Mengutip polisi, kantor berita Korea Selatan itu mengungkap, badan forensik menetapkan tidak ada keterkaitan antara vaksinasi influenza dengan kematian remaja 17 tahun itu.

Remaja itu merupakan kasus pertama yang dilaporkan meninggal setelah mendapatkan vaksin influenza. Sebelumnya, pemerintah telah menggelar program vaksinasi influenza secara massal terhadap sekitar 30 juta dari 52 juta populasi untuk mencegah adanya gelombang Covid-19 dengan gejala parah.

Sejauh ini, setidaknya sudah ada 25 kematian yang diduga terkait dengan vaksinasi influenza. Dari 25 kasus, 22 di antaranya mendapatkan suntikan vaksin influenza gratis pemerintah.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menuturkan setidaknnya tujuh dari sembilan orang yang diselidiki saat ini memiliki kondisi yang mendasarinya.

Fenomena itu pun membuat para dokter dan politisi mendesak pemerintah untuk menghentikan program tersebut. Namun pada Kamis (22/10), otoritas kesehatan telah menolak untuk menangguhkannya.

Hingga berita ini dirilis, Layanan Forensik Nasional belum memberikan informasi lebih lanjut.

Pemerintah sendiri mendapatkan vaksin influenza dari perusahaan domestik seperti GC Pharma, SK Bioscience, Korea Vaccine dan Boryung Biopharma, sebuah unit dari Boryung Pharm, bersama dengan Sanofi Prancis.

Dari 25 kematian, 10 di antaranya menerima produk vaksin dari SK Bioscience, masing-masing lima dari Boryung dan GC Pharma, empat dari Sanofi dan satu dari Korea Vaccine.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya