Berita

Masdalina Pane/Repro

Kesehatan

Pesantren Rentan Tertular Corona Dari Dunia Luar, Pakar Epidemiologi: Santri Harus Terbuka Jika Bergejala

KAMIS, 22 OKTOBER 2020 | 12:27 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Potensi penularan Covid-19 di lingkungan pesantren beresiko cukup tinggi karena memiliki populasi yang relatif banyak ketimbang populasi umum di lingkungan rumah.

Pakar Epidemiologi dari Perhimpunan Profesi Ahli Epidemiologi Indonesia, Dr. Masdalina Pane, M.Si, menerangkan bahwa santri sebagai populasi terbanyak di pesantren rentan tertular oleh dunia luar.

"Tapi sebenarnya kalau santri itu tidak terlalu banyak terhubung dengan dunia luar itu relatif aman. Karena saya lihat beberapa pesantren menerapkan santri sebelum masuk dilakukan testing, bahwa mereka bebas covid," ujar Masdalina dalam Talk Show Satgas Penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal Youtube BNPB, Kamis (22/10).

Menurut Masdalina, potensi penyebaran Covid-19 terhadap para santri di pesantren adalah ketika ada pengunjung yang datang.

"Yang menjadi persoalan adalah pengunjung yang keluar masuk. Pengunjung tentu terpapar dengan populasi yang ada diluar yang memiliki resiko," ungkapnya.

Karena itu, Perhimpunan Profesi Ahli Epidemiologi Indonesia sendiri telah melakukan upaya survailance terhadap para pengunjung pesantren atau close population, dengan memeriksakan kesehatan para santri.

"Maka ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh kita dibidang kesehatan. Misalnya survailance dan virus survei secara berkala. Karena itu kita juga mohon dukungan dari para santri dan pengurus pesantren jika ada puskesmas yang ingin melaksanakan survei untuk melihat kesehatan teman-teman," ungkapnya.

"Para santri dimohon untuk bisa mendukung. Kalau para santri memiliki gejala, meskipun ringan itu mohon untuk tidak disembunyikan. Jadi laporkan kepada pengurus pesantren agar bisa dilakukan pemeriksaan," demikian Masdalina Pane.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya