Berita

Webinar bertajuk "Managing Great Power Competition: Middle Power Perspectives of Indonesia and Korea" yang digelar pada Rabu, 21 Oktober 2020/RMOL

Dunia

Setelah Persaingan AS Dan China, Dunia Akan Menolak Hegemoni Kekuatan

KAMIS, 22 OKTOBER 2020 | 08:55 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China saat ini tampaknya akan mengubah cara pandang dunia secara keseluruhan.

Dalam hal ini, satu pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Jusuf Wanandi mengatakan, dunia tidak akan lagi dapat menerima hegemoni kekuatan tertentu.

"Hubungan internasional di masa yang akan datang akan membentuk multilateral, dengan China dan AS yang primus inter pares (sederajat)," terang dia dalam webinar bertajuk "Managing Great Power Competition: Middle Power Perspectives of Indonesia and Korea" yang digelar pada Rabu (21/10).

Pada perkembangannya, Jusuf mengatakan, Indonesia sebagai kekuatan tengah berserta negara-negara Asia lainnya harus mengedepankan regionalisme.

"Menurut saya, kita harus melanjutkan apa yang kita lakukan untuk mengejar multilateralisme," kata Jusuf.

Selama ini, ASEAN telah membuat mekanisme RCEP dengan berhasil mengajak lima negara lainnya, yaitu Australia, China, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Kedepannya, India yang memutuskan menolak bergabung harus diajak masuk kembali ke RCEP.

"Ini (RCEP) menjadi alat efisien untuk integrasi Asia di masa yang akan datang," jelasnya.

Jusuf mengatakan, memang ada kekhawatiran jika regionalisme tersebut akan menentang globalisasi. Tetapi menurutnya, hal tersebut lebih baik jika harus menghadapi persaingan tidak sehat seperti saat ini.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Panglima TNI Diminta Tarik Anggota Puspom dari Kejagung

Selasa, 28 Mei 2024 | 18:58

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

UPDATE

Mulai 2027, Kolombia Larang Adu Banteng

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:49

Transisi Energi, Pertamina Hulu Rokan Manfaatkan PLTS Terbesar di Indonesia

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:45

Korban Kasus Penggelapan Memohon Hakim MA Kabulkan Kasasi

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:42

Umat Diajak Rencanakan Haji di Usia Muda

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:36

Partai Buruh Tolak Program Tapera Dijalankan

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:25

Denmark Tolak Akui Negara Palestina

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:09

Fantastis, Kerugian Negara Kasus Korupsi Timah Naik Jadi Rp300 T

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:08

Sambut Pilkada, PP Pemuda Katolik Siap Aktivasi Desk Orkestrasi

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:01

Ratusan Juta Uang Kementan Ngalir ke Nasdem

Rabu, 29 Mei 2024 | 12:59

UKT Batal Naik Setelah Diprotes, Bukti Koordinasi Pemerintah Buruk

Rabu, 29 Mei 2024 | 12:48

Selengkapnya