Berita

Ketua Fraksi PKS/Net

Politik

Pandangan PKS, Kelompok Kritis Ke Pemerintahan Jokowi Terus Dibungkam

RABU, 21 OKTOBER 2020 | 16:25 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Fraksi PKS juga menyoroti kondisi politik dan penegakan hukum selama satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Maruf Amin.

Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyatakan, koalisi besar pemerintah memang mampu mengkonsolidasi kekuatan politik baik di pemerintahan maupun parlemen.

Meski demikian, ia menyayangkan justru kecenderungan keputusan-keputusan politik semakin oligarkis dan miskin akan diskusi publik.


PKS mencontohkan proses pengajuan dan pengesahan Perppu penanganan Covid-19 dan dampak ekonominya.

Belum lagi, pembahasan dan pengesahan omnibus law Undang Undang Cipta Kerja (Ciptaker) dimana penolakan oposisi dan suara kritis publik di luar parlemen seperti tidak dihiraukan pemerintah.

Bahkan untuk sekedar menunda RUU supaya fokus pada penanganan dampak Covid-19 juga tidak dihiraukan.

"Lebih disesalkan lagi ada semacam kondisi dimana kelompok kritis berusaha dibungkam suaranya dengan berbagai narasi yang menyudutkan," kata Jazuli Juwaini, Jakarta, Rabu (21/10).

"Aksi demonstrasi juga cenderung dihambat dengan berbagai cara. Dan bahkan, sejumlah tokoh dan kelompok kritis ditangkap dan diproses hukum, yang sulit untuk tidak mengatakan kental bernuansa politis," imbuhnya.

Anggota Komisi I DPR ini menegaskan, sudah banyak tokoh dan lembaga yang memiliki reputasi menilai demokrasi dan penegakan hukum di satu tahun periode kedua Jokowi ini mengalami kemunduran.

Berdasarkan laporan, masyarakat merasa ada ketidakadilan dalam proses penegakan hukum.

Jazuli menilai, hukum dirasakan tebang pilih lantaran sebagian masyarakat cepat diproses bahkan ditangkap dan langsung menjadi tersangka.

Sebagian masyarakat lain, tambah Jazuli sudah berkali-kali dilaporkan tapi tidak terlihat prosesnya.

Atas dasar evaluasi tersebut, kata Jazuli, Fraksi PKS meminta agar pemerintah lebih bijak dan memperhatikan suara-suara kritis masyarakat.

"Kedepankan dialog dan persuasif, bukan malah menghadapinya dengan berbagai narasi yang menyerang, aparat yang represif, serta jeratan proses hukum. Karena kritik yang disampaikan sejatinya sama-sama untuk kemajuan bangsa yang bermartabat dan berdaulat," tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya