Berita

Aksi protes di Nigeria untuk menolak aksi kebrutalan unit polisi/Net

Dunia

Demo Berdarah Di Nigeria, Tentara Tembak Para Pengunjuk Rasa

RABU, 21 OKTOBER 2020 | 12:23 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Selama dua pekan terakhir, Nigeria diwarnai dengan aksi unjuk rasa melawan kebrutalan yang dilakukan oleh salah satu unit polisi, Special Anti-Robbery Squad (SARS).

Meski SARS sudah dibubarkan pada 11 Oktober, namun aksi protes terus berlanjut dengan para demonstran menyerukan reformasi penegakkan hukum.

Mengutip penuturan empat saksi, Reuters melaporkan, pasukan tentara mulai menembaki pengunjuk rasa yang melakukan aksi di distrik Lekki, Lagos pada Selasa (20/10).

"Mereka mulai menembakkan amunisi ke arah kerumunan," ujar seorang petugas keamanan bernama Alfred Ononugbo.

"Saya melihat peluru itu mengenai satu atau dua orang," lanjutnya.

Pemerintah negara bagian Lagos sebelumnya mengatakan akan membuka penyelidikan atas penembakan itu, yang menurut saksi mata dimulai sekitar pukul 7 malam waktu setempat.

Seorang fotografer bernama Inyene Akpan mengungkap, ada lebih dari 20 tentara tiba di gerbang tol di Lekki untuk melepaskan tembakkan. Seperti seorang saksi lainnya, ia juga melihat dua orang ditembak.

Saksi ketiga, Akinbosola Ogunsanya mengatakan, ada sekitar 10 orang yang ditembak Sementara saksi lain, Chika Dibia menuturkan pasukan tentara mengepung orang-orang ketika berusaha menembak kerumunan.

Menyanggah laporan itu, Angkatan Darat Nigeria mengatakan tidak ada dari pasukannya yang berada di lokasi kejadian.

Namun Amnesty International menyebut, setidaknya ada 15 orang yang meninggal dunia sejak protes berlangsung.

Gubernur Negara Bagian Lagos, Babajide Sanwo-Olu juga mengunggah foto dirinya ketika mengunjungi korban insiden penembakan di Lekki. Dia mengatakan 25 orang dirawat karena luka ringan hingga sedang, dua menerima perawatan intensif dan tiga telah dipulangkan.

"Sebagai gubernur, saya akan bekerja dengan pemerintah federal untuk mengetahui akar dari insiden yang tidak menguntungkan ini dan menstabilkan semua operasi keamanan untuk melindungi kehidupan warga kita," kata Sanwo-Olu pada Rabu pagi (21/10).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya