Berita

Gatot Nurmantyo/Net

Politik

Catatan KAMI Setahun Jokowi-Maruf: Kemiskinan Meningkat Tajam, Tapi Utang Naik Dua Kali Lipat Dari Era Soekarno Sampai SBY

RABU, 21 OKTOBER 2020 | 11:45 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) memberikan catatan evaluatif terhadap kinerja satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin.

Presidium KAMI, Purn. Jendral TNI Gatot Nurmantyo, memaparkan hasil kajian KAMI terkait tingkat kemiskinan masyarakat yang berbanding terbalik dengan utang pemerintah yang meningakat tajam.

"Tentang kemiskinan, sejak tahun 96 mengalami penurunan. Namun 2 tahun terakhir, sebelum covid terjadi bahkan sudah meningkat dan diperkiraakan semakin tajam tingkat kemiskinan," ujar Gatot dalam acara ILC, Selasa malam (20/10).

Angka kemiskinan yang dicatat Gatot mencapai 91,90 juta orang pada tahun 2019. Menurutya, angka ini akan terus meningkat seiring kondisi pandemi Covid-19 yang belum juga mereda.

"Diperkirakan akan terus naik, apalagi dengan perkembangan wabah ini," ungkapnya.

Di samping itu, Gatot mencatat utang Indonesia hingga periode kedua Jokowi tahun ini mengalami peningkatan dua kali lipat, jika dibandingkan utang pemerintah sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Utang sejak tahun 2015 telah mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari akumulasi seluruh presiden yang ada, sampai dengan SBY," kata Gatot.

"Pada saat (era) Bung Karno sampai dengan SBY ada Rp 2.400 triliun. Sedangkan sekarang telah mencapai hampir Rp 6 ribu triliun," sambungnya.

Bahkan, KAMI memprediksi utang terhadap PDB pada tahun 2021 akan meningkat tajam, kurang lebih 42,1 persen. Bahkan, Gatot menyebut rasio utang terhadap pendapatan negara pada tahun depan akan lebih memprihatinkan.

"Tahun 2021 diperkirakan rasionya mencapi 418 persen. Artinya utang sudah 4 kali lebih dari pendapatan negara. Ini yang benar-benar perlu mendapat perhatian yang sangat serius," demikian Gatot Nurmantyo.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya