Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net

Politik

Sri Mulyani Bandingkan Ekonomi Indonesia Dengan Negara Lain, Fuad Bawazier: Terus Terang Saja, Itu Menyesatkan

RABU, 21 OKTOBER 2020 | 04:56 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Menteri Keuangan Sri Mulyani kerap kali membandingkan kondisi perekonomian Indonesia dengan negara lain yang disebutkannya lebih baik dari negara-negara maju maupun miskin sekalipun.

Menyikapi hal tersebut, ekonom senior Fuad Bawazier menyampaikan, seharusnya Sri Mulyani tak perlu membandingkan kondisi Indonesia dengan negara lain jika dalam perhitungan pertumbuhan ekonominya menggunakan metode yang tak lazim.

“Kalau kita bandingkan dengan negara lain pakai metode mereka jadi begitu besar(minusnya). Jadi, bandingkan itu apple to apple, ini kan enggak apple to apple yang dibilang, berbeda,” ujar Fuad dalam acara virtual Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk "Setahun Jokowi-Maruf Rintangan Ekonomi Semakin Berat", Selasa (20/10).

Mantan menteri keuangan ini mengatakan, telah menghitung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menggunakan metode yang sama dengan negara lain. Hasilnya, ekonomi nasional memiliki minus dua digit lebih parah dibandingkan yang diumumkan BPS.

“Metode itu yang digunakan yang saya itung, kita juga minusnya serius, belasan juga, dua digit juga, kalau pakai metode itu. Lah ini, orang pakai metode itu (perkuartal pertahun sebelumnya), terus saya bandingkan juga saya enggak dipakai, kalau pakai metode ini (Indonesia) Singapura ya segini gitu lho enggak drastis-drastis amat," katanya.

Menurutnya, Sri Mulyani blunder dan tidak fair jika membandingkan Indonesia dengan negara lain.

“Ya itu terus terang saja miss leading, terus terang saja enggak bener, enggak fair. Itu agak nakal juga cara-cara kayak begitu. Mestinya kalau mau membandingkan pakai cara yang sama, metode yang sama. Terus kalau memggunakan untuk ini ya harusnya metodenya seperti ini, kuartalnya kuartal yang berturut-turut bukan metode tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya,” bebernya.

Fuad menambahkan cara atau metode yang dilakukan pemerintah menjadi bahan olok-olok para ahli ekonomi yang paham dengan metode perhitungan ekonomi negara lain.

“Mohon maaf, itu jadi ekonom-ekonom yang ngerti jadi bahan cemoohan juga. Ya begitulah agak aneh begitu. Terus terang saja menyesatkan publik. Enggak boleh kalau metodenya beda-beda, harus pakai metode yang sama,” tutupnya.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Undip Pastikan Telusuri Dugaan Pelecehan Seksual Meski Belum Terima Laporan Korban

Jumat, 19 April 2024 | 14:03

FBI Tuding Hacker Tiongkok Siapkan Serangan Dahsyat untuk Hancurkan Amerika

Jumat, 19 April 2024 | 13:51

Masuk Bursa Cagub Jabar dari PDIP, Ono Surono: Kalau Ada Instruksi, Maju

Jumat, 19 April 2024 | 13:44

Kebakaran Ruko di Mampang Diduga Akibat Ledakan Kompresor

Jumat, 19 April 2024 | 13:27

Din Syamsuddin Ajak Massa Aksi Dukung MK Tegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Jumat, 19 April 2024 | 13:24

Saint Kitts dan Nevis Konsisten Dukung Otonomi Sahara Maroko

Jumat, 19 April 2024 | 13:15

Hingga Jumat Siang Tak Kunjung Hadir di KPK, Gus Muhdlor Mangkir?

Jumat, 19 April 2024 | 13:10

Beda dengan Erick Thohir, Airlangga Minta BUMN Tidak Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel

Jumat, 19 April 2024 | 13:00

Lion Air Group: Dua Penyelundup Narkoba Karyawan Pihak Ketiga

Jumat, 19 April 2024 | 12:55

Dukung Optimalisasi Pengawasan Pemilu, PAN-RB Tambah Formasi ASN Bawaslu

Jumat, 19 April 2024 | 12:50

Selengkapnya