Berita

Wakil Ketua fraksi PKS DPR RI, Sukamta/Net

Politik

Satu Tahun Jokowi-Maruf Bagi PKS: Gaduh, Gagap, Gagal!

SELASA, 20 OKTOBER 2020 | 17:00 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Satu tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Maruf Amin dinilai lebih banyak diwarnai dengan kegaduhan dan kegagapan. Hingga berujung kegagalan.

Kondisi tersebut menyebabkan negara dan rakyat berjalan tanpa arah, di tengah situasi krisis ekonomi yang cukup berat akibat pandemi Covid-19.

"Para menteri pembantu presiden pada periode ini kesannya hanya pandai bikin gaduh," ucap Wakil Ketua fraksi PKS DPR RI, Sukamta, melalui keterangannya di Jakarta, Selasa (20/10). 


"Ada Pak Menag yang buat pernyataan larangan cadar dan celana cingkrang dan wacanakan sertifikasi penceramah. Disusul Pak Mendagri soal wacana Pilkada tak langsung. Pak Menkumham yang buat pernyataan kaitkan kejahatan banyak terjadi di daerah miskin. Pak Menkes yang sering buat pernyataan yang terkesan sepelekan virus corona. Dan masih banyak lagi menteri yang buat kegaduhan di publik karena statement-nya," imbuh Sukamta.

Akibatnya, menurut Sukamta, kegaduhan yang dimunculkan para pembantu Jokowi ini berimbas kepada kegaduhan di media sosial, juga di masyarakat. Sementara kinerja menteri makin tidak jelas karena tertutup pernyataan kontroversial.

Sukamta menilai, kegaduhan yang muncul di tengah situasi ekonomi yang sudah buruk akan semakin sulit teratasi. Apalagi, cara pemerintah dalam menangani pandemi ini terlihat gagap dan seadanya.

"Sejak awal pemerintah sudah terlihat tidak punya konsep, lemah dalam melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment). Menurut worldometers jumlah tes yang dilakukan di Indonesia baru 15 per 1.000 penduduk, kalah dari Filipina 39 per 1.000 penduduk dan India 60 tes per 1.000 penduduk. Sekarang yang paling diandalkan vaksin impor," sesalnya.

"Jika pandemi tidak cepat diatasi, ekonomi akan lebih sulit dipulihkan," imbuh dia.

Lebih lanjut, anggota DPR RI asal Yogyakarta ini menyebut satu tahun Jokowi-Maruf bisa dikatakan gagal penuhi target pembangunan, terutama di sektor ekonomi. Ditegaskannya, pandemi Covid-19 tidak bisa dijadikan alibi atas kegagalan penuhi target.

"Sebelum pandemi datang, kinerja ekonomi sudah kedodoran. Target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2019 tidak tercapai, tercatat hanya 5,02 persen. Selama 6 tahun pemerintahan Jokowi, telah menambah utang Rp 2.833,14 triliun, sehingga menurut BI total per Agustus 2020 utang Indonesia mencapai Rp 6.093 triliun," beber Sukamta.

"Sementara banyak petani dan nelayan yang menjerit karena harga jual yang sangat rendah, baik sebelum dan saat pandemi. (Tapi) Saat ini yang jadi fokus pemerintah kejar tayang cari investor supaya ekonomi bisa segera pulih dengan omnibus law UU Cipta Kerja," sambung Sukamta.

Atas dasar itu, politikus PKS ini berharap Pemerintah segera menyadari kelemahan dan kekeliruan yang terjadi.

"Pilihannya hanya satu, harus segera berbenah. Selesaikan persoalan prioritas saat ini yaitu pandemi, perkuat ekonomi rakyat dan siapkan lompatan dengan inovasi berbasis teknologi. Orientasi pemerintah harus jadikan Indonesia negeri produsen, bukan mengandalkan utang, investasi asing, dan impor seperti yang terjadi selama ini," tutupnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya