Desa Karmir Shuka yang dihantam roket Azerbaijan/Net
Azerbaijan masih terus melancarkan serangannya. Hingga Jumat (16/10) warga sipil yang menjadi korban tewas mencapai 36 orang menurut laporan Pembela Hak Asasi Manusia Artsakh, Artak Beglaryan kepada Radio of Armenia.
Dalam serangan mematikan itu, pasukan Azerbaijan menggunakan roket cluster Smerch yang disasarkan ke Desa Karmir Shuka.
“Malam ini (Jumat 15 Oktober) Azerbaijan terus menargetkan daerah berpenduduk sipil Artsakh / Karabakh dengan rudal berat. Di Desa Karmir Shuka mereka menggunakan roket cluster Smerch yang mengakibatkan satu lagi warga sipil tewas dan satu lagi terluka," tulis Beglaryan dalam tweetnya.
"Secara keseluruhan, jumlah korban tewas mencapai 34 warga sipil dan 2 tahanan perang,†katanya.
Pusat Informasi Armenia melaporkan bahwa warga sipil yang terluka akibat serangan rudal Azerbaijan adalah Marinir Pilosyan, seorang penduduk Desa Karavan di wilayah Kashatagh. Setelah mendapat perawatan, dia dalam kondisi stabil saat ini.
Jelang dini hari, pada Sabtu (17/10) militer Azerbaijan kembali menembaki wilayah Tepanakert. Daerah pemukiman rusak.
"Untungnya, orang-orang berada di tempat penampungan, itu memungkinkan untuk menghindari kerugian besar," kata Beglaryan
.Sinyal alarm udara terus-terusan berbunyi, semakin mencekam suasana, semua orang sudah berdiri bahkan sejak fajar mulai membuka.
Satu jam setelah serangan roket pertama, Azerbaijan kembali menghantam infrastruktur sipil pusat ibu kota Artsakh, menyebabkan kehancuran.
“Azerbaijan melanjutkan kejahatan perang, kebutaan komunitas internasional terus berlanjut,†ujar Beglaryan.
Usai serangan, Azerbaijan mengumpulkan pasukan dan melakukan operasi di sepanjang perbatasan Iran, menurut laporan Kementerian Pertahanan Armenia.
Kepala Departemen Kerjasama Internasional di Kementerian Pertahanan Levon Ayvazyan, mengatakan, meskipun beberapa seruan dibuat oleh pihak Armenia, Angkatan Bersenjata Azerbaijan terus mengumpulkan pasukan dan melakukan operasi di sepanjang perbatasan Republik Islam Iran, seperti dikutip dari
Gagrule, Sabtu (17/10).
Atas nama Tentara Pertahanan Artsakh, dilaporkan bahwa jika situasi di zona tersebut tidak berubah, Tentara Pertahanan berhak untuk melakukan serangan dahsyat terhadap Angkatan Bersenjata Azerbaijan di sektor tersebut, dan seluruh tanggung jawab akan ditanggung oleh Azerbaijan.