Berita

Carpelai/Net

Dunia

Khawatir Adanya Mutasi Covid-19, Denmark Akan Suntik Mati Jutaan Carpelai

KAMIS, 15 OKTOBER 2020 | 17:58 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Denmark terpaksa akan menyuntik mati jutaan carpelai yang diduga telah terinfeksi Covid-19 untuk menghentikan adanya risiko mutasi virus corona.

Hingga pekan ini, 89 peternakan yang menampung 1,5 juta carpelai di seluruh Denmark telah mendeteksi adanya virus corona. Itu adalah 10 persen dari semua peternakan carpelai Denmark sejak kasus pertama Covid-19 pada carpelai ditemukan di Jutlandia Utara pada Juni.

Sebelumnya, pada Juni, pemerintah juga sudah memusnahkan carpelai yang terinfeksi.


Untuk menghentikan penyebaran virus lebih lanjut, pemerintah Denmark telah merekomendasikan semua cerpelai untuk disuntik mati di peternakan yang terinfeksi serta dalam radius 7,8 kilometer dari peternakan, karena otoritas kesehatan sangat prihatin tentang kemampuan cerpelai untuk menularkan Covid-19.

Salah satu kekhawatiran utama adalah bahwa mutasi virus pada cerpelai dapat mengurangi keefektifan vaksin masa depan pada manusia yang terinfeksi variasi cerpelai virus corona.

Konsorsium Dokter Hewan Denmark, di bawah naungan Institut Serum Negara (SSI) dan Universitas Kopenhagen, menyebut ada dua varian Covid-19 baru yang sangat mengkhawatirkan.

Selain itu, muncul laporan adanya hubungan antara peternakan cerpelai yang terinfeksi dengan infeksi Covid-19 di panti jompo.

Meski begitu, pemusnahan besar-besaran carpelai kemungkinan akan memberikan kerugian besar pada industri tersebut. Pasalnya, industri carpelai Denmark telah menghasilkan ribuan lapangan pekerjaan dan 790 juta dolar AS nilai ekspor setiap tahunnya.

Biasanya, carpelai disembelih pada November untuk diambil bulunya.

Kekhwatiran tersebut juga diluapkan dalam surat terbuka kepada Menteri Makanan Mogens Jensen,,Menteri Keuangan Nicolai Wammen dan Menteri Bisnis Simon Kollerup.

Untuk itu, carpelai yang disuntik mati adalag yang terinfeksi virus. Dan saat ini pemerintah sedang meminta pengujian dilakukan pada carpelai.

Cerpelai yang dibudidayakan sangat rentan terhadap virus korona karena kondisi di peternakan, di mana ribuan hewan dikurung dalam kandang, memungkinkan penularan dan mutasi yang cepat di kantong virus.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya