Berita

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono/Net

Politik

SBY: Tudingan Dalangi Demonstrasi Ada Kaitannya Dengan Sikap Fraksi Demokrat Pada UU Cipta Kerja

SENIN, 12 OKTOBER 2020 | 21:19 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Tuduhan yang diterima Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunggangi aksi demonstrasi sejumlah elemen masyarakat menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja dimungkinkan masih berkaitan dengan sikap Fraksi Partai Demokrat saat Paripurna DPR RI Senin (5/10).  

"Mungkin juga ya ada kaitannya," kata SBY dalam akun YouTube pribadinya berjudul "SBY Ngobrol Santai Perkembangan Terkini" dikutip Senin (12/10).

SBY menyesalkan jika tuduhan mendalangi aksi demonstrasi masyarakat Indonesia menolak Omnibus Law UU Ciptaker masih berkaitan dengan sikap Fraksi Partai Demokrat di DPR RI.


Padahal, kata SBY, dirinya sudah tidak lagi aktif dalam urusan kepartaian Demokrat.

"Begini loh, saya ini sudah lebih dari 9 bulan saya kira tidak lagi aktif dalam aktivitas politik sehari-hari, juga dalam kegiatan partai Demokrat sehari-hari. Saya sudah pensiun dari situ, sebagai patron, sebagai sesepuh saya sudah mempercayakan kepada pemimpin dan para jajaran Partai Demokrat," tegasnya.

Kendati begitu, SBY memahami sikap Fraksi Partai Demokrat menolak Omnibus Law UU Ciptaker tersebut. Menurutnya, ada dua hal yang menjadi partai Demokrat hingga menolak Omnibus Law UU Ciptaker tersebut.

Pertama, dari kandungan RUU Ciptaker masih ada masalah disana-sini. Bukan hanya yang ada di dalam pasal-pasalnya saja. Mungkin juga tentang desain konsep dasar dan intensen dari pemerintah negara ini.

"Apa sebenarnya, apakah hanya khusus penciptaan lapangan pekerjaan atau investasi, atau yang lebih luas lagi menyangkut ekonomi," katanya.

Kedua, alasan Partai Demokrat itu tahu bahwa penolakan terhadap RUU ini tinggi. Bukan hanya dari pekerja atau buruh dari civil society, pecinta lingkungan, masyarakat yang ada di daerah, yang berkaitan dengan lahan pertanian, perkebunan, pertambangan.

"Nah, Demokrat berpendapat kalau penolakan itu tinggi dan begitu disahkan hampir pasti terjadi perlawanan," tuturnya.

"Untuk diketahui oleh rakyat juga oleh negara dan pemerintah sebetulnya Fraksi Partai Demokrat dalam Sidang Paripurna (5/10) yang mengetok palu disahkannya RUU Omnibus Law itu yang saya pahami sebenarnya Partai Demokrat itu belum setuju, tidak setuju, kalau malam hari itu RUU itu diketok disahkan," demikian SBY.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya