Berita

Presiden Recep Tayyip Erdogan saat menyalami pasukan militer Turki/Net

Dunia

Militer Turki Makin Eksis Di Qatar, UEA Marah Dan Merasa Terancam

MINGGU, 11 OKTOBER 2020 | 11:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Uni Emirat Arab (UEA) tampak sangat terganggu dengan eksistensi pasukan Turki di Qatar. Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash bahkan menyabut kehadiran pasukan Turki adalah polarisasi negatif bagi kawasan.

Melalui akun Twitter-nya pada Sabtu (10/10), Gargash mengutuk keberadaan militer Turki di Teluk Arab yang dapat memicu ketegangan di kawasan.

"Kehadiran militer Turki di Teluk Arab adalah keadaan darurat, dan itu berkontribusi pada polarisasi negatif di wilayah tersebut," kata Gargash, seperti dikutip The National.

"Adalah keputusan elit yang berkuasa di kedua negara yang memperkuat kebijakan polarisasi dan tidak memperhitungkan kedaulatan negara serta kepentingan Teluk maupun rakyatnya. Kawasan kita tidak membutuhkan garnisun regional dan memicu hubungan kolonial era sebelumnya," sambung dia.

Sebelumnya, Kamis (7/10), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, kehadiran militernya di Qatar bertujuan untuk memastikan perdamaian di wilayah tersebut dan tidak perlu menjadi peringatan.

Ia menyebut, tidak ada pihak yang perlu merasa terganggu dengan kehadiran militer Turki di Qatar selama mereka tidak menyebarkan kekacauan.

Keberadaan pasukan militer Turki di Qatar sudah berlangsung sejak Juni 2017, setelah kedua negara menandatangani perjanjian keamanan pada 2015.

November lalu, sebuah pangkalan militer Turki dibangun di dekat Doha sebagai bagian dari perjanjian keamanan dan menampung sekitar 5.000 tentara.

Kedekatan Ankara dan Doha terjadi setelah Arab Saudi, UEA, Bahrain, serta Mesir mengumumkan boikot terhadap Qatar karena campur tangannya dalam urusan internal dan dukungan untuk kelompok teroris seperti Ikhwanul Muslimin.

Pada Rabu (7/10), Erdogan mengadakan pertemuan dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim di Doha setelah mengunjungi Kuwait untuk menyampaikan belasungkawa atas kematian Sheikh Sabah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya