Berita

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto/Net

Politik

Ketua Pemuda Muhammadiyah: Blacklist Dicabut, Tanda AS Butuh Menhan Prabowo

MINGGU, 11 OKTOBER 2020 | 06:27 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Penghapusan blacklist Menteri Pertahanan Prabowo Subianto oleh Amerika Serikat menjadi sinyal menarik bagi konstalasi politik nasional. Apalagi kabar tersebut muncul di tengah polemik UU Cipta Kerja yang sempat diduga akan memberi karpet merah bagi investor salah satu negara kuat di dunia.

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dedi Irawan mengatakan pencabutan larangan kunjungan oleh pemerintah AS, yang turut ditandai dengan undangan Menhan Prabowo pada pertengahan Oktober ke negeri Paman Sam, menjadi tanda bahwa AS dan Prabowo dalam konteks politik global telah memiliki kerangka pandangan yang sama.

"Mungkin AS frustasi ya selama ini dengan komitmen politik Indonesia dalam menyikapi dominasi China di panggung global dan juga kawasan tentunya. Apalagi terkait konflik Laut China Selatan, AS sepertinya tidak mendapat keberpihakan Indonesia sebagai salah satu negara yang dirugikan akibat klaim sepihak Beijing,’ terangnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Minggu (11/10).


Hingga periode kedua Joko Widodo, kata Dedi Irawan, Amerika Serikat seperti tidak mendapatkan relasi yang tepat guna mengkomunikasikan segala kepentingannya di Indonesia dan kawasan. Hingga pada akhirnya AS harus mengalah dan mengundang Prabowo sebagai solusi kebuntuan.

"Sudah menjadi rahasia umum siapa sosok yang paling didengar Presiden Jokowi dan itu bukanlah Prabowo. Mungkin AS berpikir bahwa tokoh tersebut dianggap lebih pro China karena memberi banyak kemudahan investasi, dan tokoh tersebut hanya bisa ditandingi oleh Menhan Prabowo dalam hal perebutan pengaruh,” urai Dedi.

Apabila nantinya dalam pertemuan tersebut Menhan Prabowo dan Menhan Mark Esper dapat menyepakati banyak hal dalam kerangka kepentingan nasional masing-masing negara, tentunya posisi politik Indonesia akan melambung di antara dua kekuatan besar dunia.

Hal Ini juga akan berdampak juga pada posisi politik Prabowo di Pilpres 2024 mendatang.

Prabowo akan melaksanakan lawatan kenegaraan ke Amerika Serikat pada tanggal 15 hinga 19 Oktober 2020. Kunjungan kenegaraan ini merupakan yang pertama bagi Prabowo selama menjadi Menhan ke AS, sekaligus menandai berakhirnya blacklist Pemerintah AS terhadap Prabowo karena dugaan keterlibatan pelanggaran HAM tahun 1998.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya