Berita

Peta wilayah konflik/Net

Dunia

Konflik Nagorno-Karabakh: Akhirnya Armenia Dan Azerbaijan Setuju Gencatan Senjata Berkat Rusia

SABTU, 10 OKTOBER 2020 | 11:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan pernyataan bahwa pada Sabtu hari ini, Armenia dan Azerbaijan telah menyetujui gencatan senjata dengan menukar tahanan dan mayat tentara mereka yang tewas dalam konflik di Nagorno-Karabakh.

Pertempuran sengit di kawasan Asia tengah itu telah merenggut ratusan nyawa, memaksa ribuan orang mengungsi, dan menimbulkan ketakutan akan perang besar-besaran yang berdampak pada dikerahkannya kekuatan regional Turki dan Rusia.

Pembicaraan antara kedua belah pihak diadakan di Moskow dan merupakan kontak diplomatik pertama sejak pertempuran itu meletus kembali pada 27 September.

Dalam pembicaraan 11 jam itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa pihak-pihak yang bertikai telah menyetujui gencatan senjata terhitung sejak pukul 00 pada Sabtu (10/10), seperti dikutip dari AFP, Sabtu (10/10).

Lavrov juga mengatakan Armenia dan Azerbaijan setuju untuk memulai pembicaraan tentang penyelesaian konflik. Diplomat top Rusia itu menambahkan bahwa Komite Palang Merah Internasional akan bertindak sebagai perantara dalam operasi kemanusiaan.

Dia tidak memberikan perincian tentang pembicaraan itu tetapi mengatakan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Grup Minsk Eropa (OSCE) akan ikut menengahi pula.

Menteri luar negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan, dan mitranya dari Azeri, Jeyhun Bayramov, belum memberikan komentarnya terkait genjatan senjata ini.

Berdasarkan hukum internasional wilayah kantong gunung di Nagorno-Karabakh adalah milik Azerbaijan, dan sejak pecahnya Uni Soviet wilayah itu dihuni oleh etnis  Armenia.

Pertempuran baru dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas di Turki, sekutu dekat Azerbaijan, dan Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia.

Bentrokan juga meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan jaringan pipa yang membawa minyak dan gas Azeri ke Eropa.

Pertempuran itu adalah yang terburuk sejak perang 1991-94 yang menewaskan sekitar 30.000 orang dan diakhiri dengan gencatan senjata yang berulang kali dilanggar. Kedua belah pihak saling menuduh menargetkan wilayah pemukiman dan infrastruktur sipil.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

SPS Aceh Dinobatkan sebagai SPS Provinsi Terbaik 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:53

Hari Ini Nasdem Muara Enim Buka Penjaringan Balon Bupati dan Wabup

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:36

Prof Sugianto Janjikan Netralitas ASN pada Pilkada 2024 kalau Ditunjuk jadi Pj Bupati

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:14

Teriakan "Ijeck Gubernur" Menggema di Syukuran Kosgoro 1957 Sumut

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:58

Dihiasi 2 Penalti, Bayern Vs Madrid Berakhir 2-2

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:46

Dai Kondang Ustaz Das'ad Latif Masuk Daftar Kandidat Nasdem untuk Pilwalkot Makassar

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:22

Jelang Pilkada, Pj Gubernur Jabar Minta Seluruh ASN Jaga Netralitas

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:58

Ekonomi Pakistan Semakin Buruk

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:37

Kader PKB Daftar sebagai Bacabup Aceh Besar lewat Demokrat

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:29

Ngaku Punya Program Palembang Bebas Banjir, Firmansyah Hadi Daftar di PDIP

Rabu, 01 Mei 2024 | 02:31

Selengkapnya