Berita

Ekonom senior DR. Rizal Ramli/Ist

Publika

Gerakan Natural-Organik: Gerakan Moral Dihancurkan Kekerasan

SABTU, 10 OKTOBER 2020 | 09:36 WIB | OLEH: DR. RIZAL RAMLI

DI MASA revolusi kemerdekaan Sukarno menyebut tiga jenis pemuda yang berjuang berdasarkan kesadaran moral dalam melawan penjajah.

Pemuda revolusioner, pemuda militan, dan pemuda patriot.

Mereka terpanggil oleh keadaan yang berlangsung dalam situasi bersifat “Natural-Organik”, mirip dengan  situasi tanah air hari ini.

Natural berarti mencerminkan keadaan yang sudah matang, dimana kerusakan ekonomi, politik, sosial, dan ketidakadilan di bidang hukum secara nyata terjadi dan dirasakan rakyat.

Organik berarti kesadaran atau partisipasi dalam menentang berbagai ketidakadilan yang sedang berlangsung, mengalir seperti air.

Mahasiswa, buruh, anak STM, pada dasarnya melakukan gerakan moral. Namun fakta di lapangan umumnya direspon oleh aparat dengan tindakan tidak berperikemanusiaan.

Di India tatkala Mahatma Gandhi menentang penjajahan Inggris juga terjadi civil disobedience atau pembangkangan sipil, melalui gerakan moral seperti Ahimsha dan Swadeshi. Contoh lain ialah gerakan Marthin Luther King Jr, di Amerika, yang menuntut hak-hak sipil melalui cara damai.

Orang Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, toleran terhadap perbedaan, dan memiliki local wisdom.

Namun kolonialis memberikan stigma buruk untuk memecah belah, yang dalam situasi sekarang peran pemecah belah itu dimainkan oleh para provokator lapangan, para buzzersRp, media mainstream yang tak menyampaikan fakta sesungguhnya dan juga segelintir elit kekuasaan yang menjadi komparador demi keuntungan pribadi.

Jangan mau bangsa ini dipecah-belah oleh mereka. Jangan mau rakyat dipecah belah.

Indonesia hari-hari belakangan ini sedang diuji oleh sejarah, sedang diuji sebagai sebuah bangsa yang berdiri di atas persatuan dan kesatuan.

Bangsa ini tidak akan hancur karena kemajemukannya, bangsa ini tidak akan hancur karena alamnya berada di wilayah Ring of Fire, bangsa ini hanya akan hancur karena perbuatan elit kekuasaannya yang berkhianat kepada rakyat.

Merdeka, merdeka, merdeka.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya