Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Net

Dahlan Iskan

Drama Tiga Hari

RABU, 07 OKTOBER 2020 | 10:14 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

TRUMP sudah pulang, Alhamdulillah. Bahwa ia sudah sembuh atau belum itu urusan dokter. Yang jelas Presiden Donald Trump, yang terkena Covid-19 itu, Senin petang sudah meninggalkan rumah sakit militer di Maryland. Berarti hanya tiga hari Trump di rumah sakit.

Politik membuatnya harus tampak sehat, kuat, dan perkasa. Politikus takut diberitakan sakit. Agar jabatannya aman. Pengusaha besar takut diberitakan sakit. Agar harga sahamnya tidak merosot. Menantu takut diberitakan sakit. Agar tetap disayang mertua. Atau sebaliknya.

Maka kalau Trump memaksa pulang bukan berarti ia kangen istri. Sang istri memang tidak menengoknya ke rumah sakit, tapi itu karena juga terkena Covid-19. Yang dia juga harus karantina diri.


Sama-sama terkena Covid-19, Melania sangat baik. Itu, menurut Trump, karena Melania sedikit lebih muda dari dirinya. Yang dimaksud sedikit itu adalah: selisih 24 tahun.

Selama tiga hari di RS, Trump dua kali bikin video dan sekali memaksa bermobil untuk menyapa pendukungnya yang memenuhi tempat di seberang RS. Ia juga dua kali marah. Pertama, saat Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows memberikan keterangan yang mengisyaratkan sakitnya Trump serius.

Kedua, saat ia lihat di televisi, kok tidak ada orang dekatnya yang tampil membelanya. Pembuatan video dan sapaannya ke seberang RS itu  adalah cara Trump untuk membela dirinya sendiri.

Selama di RS, Trump memang tetap mengikuti siaran TV. Menurut media di AS, alokasi waktu Trump menonton TV justru lebih banyak. Rupanya ia kesal melihat tayangan yang dipenuhi berita dirinya sakit. Orang kuat kok sakit. Terkena Covid-19 lagi.

Tapi syukurlah. Orang kuat itu sudah kembali kuat. Setidaknya kuat kembali ke Gedung Putih.

Yang menjadi spekulasi adalah: apakah paru-parunya cacat akibat Covid-19 ini. Kan kadar oksigen dalam darahnya sempat di bawah level 94. Dua kali pula. Yakni Jumat pagi lalu. Itulah sebabnya, Trump diberi obat yang mestinya untuk golongan penderita Covid-19 agak berat. Ia juga diberi obat anti-pembengkakan. Berarti ada infeksi di paru-paru itu.

Dan itulah pula yang membuatnya diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit.

Tapi bisa saja semua itu sekadar langkah kehati-hatian. Bukan karena benar-benar serius.

Yang jelas, Trump sudah keluar dari rumah sakit. Meski ia tetap harus minum obat steroid (untuk anti bengkak akibat infeksi), remdesivir dan dexamethasone. Itu obat-obat untuk pasien yang tidak tergolong ringan.

Apa pun Trump sudah bisa membela dirinya sendiri dari serangan kanan kiri. Ia sudah pula ancang-ancang untuk melakukan serangan balik. Mungkin bisa 100 kali lebih berat dari sebelumnya. Tanda-tandanya sudah dimulai.
Ia menganggap terkena Covid ini sebagai sekolah yang penting.

"Saya bukan lagi hanya disuruh membaca buku pelajaran, tapi saya masuk ke sekolah," katanya.

Ini berarti Trump akan punya ''legalitas'' bahwa ia berhak berbicara tentang Covid-19 melebihi siapa pun. Ia adalah pelaku. Yang lain hanya komentator.

"Jangan ketakutan berlebihan," ujar Trump setelah lulus sekolah itu.

"Jangan ketakutan itu mendominasi kehidupan Anda," katanya seperti dikutip secara luas oleh media di Amerika.

Pernyataan ''jangan takut'' adalah bentuk tangkisan atas serangan umum bahwa ia terlalu meremehkan Covid-19.

Pokoknya, Trump kini punya bahan untuk kampanye baru. Dan untuk debat kedua tanggal 15 Oktober nanti: bahwa Amerika yang hebat harus punya presiden yang kuat dan pemberani. Termasuk kuat ketika diserang Covid-19 dan berani melawannya. Setidaknya berani meninggalkan RS dengan status pasien sekadar untuk teater politik di depan pendukungnya.

Saya juga pernah meninggalkan RS dalam status sebagai pasien, tidak tahan ingin nonton Persebaya di stadion Tambaksari. Dan saya juga berani melek jam 1 malam untuk nonton Liverpool yang kalah kok sampai kebobolan 7 gol.

Trump memang punya adrenalin yang hebat. Tapi ia juga harus membuat semua staf di Gedung Putih untuk memiliki adrenalin yang sama. Begitu banyak staf Gedung Putih yang terkena Covid-19. Ia harus bisa mempertahankan jangan sampai ada salah satu di antara mereka itu yang meninggal dunia.

Trump harus tetap bisa mengatakan bahwa terkena Covid-19 itu baik-baik saja: lebih ringan dari terkena flu.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya