Berita

Politik

Nasir Djamil Sarankan Penolak UU Cipta Kerja Ajukan Judicial Review Ke MK

RABU, 07 OKTOBER 2020 | 00:56 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

DPR RI dihujat habis-habisan oleh masyarakat dalam berbagai platform media sosial.

Sebab dihujat karena telah mengesahkan Rancangan Undang Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja secara mendadak dalam rapat paripurna kemarin, Senin (5/10).

Ada indikasi ketidakpercayaan rakyat terhadap parlemen sebagai perwakilan rakyat dengan disahkannya RUU kontroversial tersebut menjadi UU di tengah situasi sulit saat ini.

Anggota fraksi PKS Muhammad Nasir Djamil mengaku menyesali hal tersebut.

Ia mengaku memahami kekecewaan masyarakat hingga berujung pada mosi tidak percaya kepada parlemen.

“Terus terang sangat kita sesalkan pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Apalagi sidang paripurna pengesahannya juga sangat mendadak dan diserentakkan dengan penutupan masa sidang. Saya memahami kekecewaan banyak pihak saat RUU Omnibus Law Cipta Kerja ini disahkan,” kata Nasir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/10).

Anggota Komisi II DPR RI ini mempertanyakan alasan pemerintah mendesak RUU tersebut segera disahkan.

“Pertanyaannya ada apa kok bisa, pemerintah dan partai koalisi sangat ngotot. Hingga menimbulkan kecurigaan,” imbuhnya.

Pihaknya menyarankan masyarakat yang tidak setuju dengan adanya UU tersebut agar mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi.

“Bagi anggota atau kelompok masyarakat yang tidak setuju diminta segera mengadukan ke Mahkamah Konstitusi untuk dilakukan judicial review,” tegasnya.

Nasir menambahkan, pengesahan RUU Cipta Kerja di tengah pandemi Covid-19 dan tertutupnya akses publik memberi masukan membuat masyarakat tidak percaya dengan pemerintah.

“Ini membuat publik tidak percaya kepada janji-janji Presiden Jokowi soal partisipasi publik. Presiden sepertinya abai dengan aspirasi publik dan cenderung pasif,” katanya.

“Fenomena di atas, di kampung saya disebut "lage kut pade lam reudok". seperti orang mengambil padi di tengah gemuruh petir. Siapa menabur angin, dia akan menuai badai,” tutup Nasir menegaskan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya