Berita

Direktur Visi Indonesia Strategis, Abdul Hamid/Net

Politik

Terlalu Dipaksakan, Pengesahan RUU Cipta Kerja Menambah Luka Rakyat Di Tengah Pandemi

SELASA, 06 OKTOBER 2020 | 10:31 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Selain Fraksi Partai Demokrat dan PKS, tidak sedikit elemen masyarakat yang menolak pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi UU.

Pengesahaan RUU kontroversial itu dinilai sebagai bentuk pengkhianatan para wakil rakyat terhadap kaum pekerja alias buruh.

Direktur Visi Indonesia Strategis, Abdul Hamid mengatakan, RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang saat ini telah menjadi UU terkesan dipaksakan dan menambah luka rakyat Indonesia yang saat ini tengah menderita akibat hantaman wabah Covid-19.

"Pengesahan RUU Cipta Kerja yang cenderung dipaksakan di tengah besarnya gelombang penolakan ini menambah luka dalam rakyat di tengah pandemi," ucap Cak Hamid sapaan akrabnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/10).

Dia menambahkan, anggota dewan selaku wakil rakyat termasuk pemerintah seolah-olah dengan sengaja menimpakan tangga kepada kaum buruh yang sedang jatuh terjerembab akibat pandemi.

"Sangat masuk di akal jika banyak yang menilai bahwa pemerintah dan DPR sangat mementingkan pengusaha ketimbang rakyatnya sendiri. Apalagi dalam UU yang baru disahkan, banyak sekali pasal-pasal yang tak berpihak pada pekerja seperti outsourchibg seumur hidup, dihapusnya cuti panjang, UMK kabupaten/kota yang dihapus dan lain-lain," tuturnya.

Cak Hamid berpandangan UU Cipta Kerja seharusnya mampu meningkatkan iklim investasi dan usaha dengan mengambil jalan tengah, bukan jalan yang memiliki ketimpangan atau condong pada korporasi.

"Yang ada ini bukan UU Cipta Kerja, tapi undang-undang pembunuh pekerja? Karena hak-hak pekerja yang digencet sedemikian rupa. Dan dalam hal ini saya ada dalam barisan terdepan menolaknya," tandasnya.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

UPDATE

Sri Mulyani Cuma Senyum Saat Ditanya Isu Mundur

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:35

Guru Besar Unhas Marthen Napang Divonis 1 Tahun Penjara

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:25

Tolak Wacana Reposisi Polri, GPK: Ini Pengkhiatan Reformasi

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:19

Skema Kopdes Merah Putih Logistik Kawinkan Program Tol Laut

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:17

Klarifikasi UI: Bahlil Belum Lulus!

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:59

Danantara Tepis Resesi, IHSG Kampiun Asia

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:47

Biadab, Mantan Kapolres Ngada Bayar Rp3 Juta Buat Cabuli Bocah

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:23

Prabowo-Sri Mulyani Bukber

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:17

Menag: Tambah Kuota Haji Gampang, Masalahnya Kita Siap Enggak?

Rabu, 12 Maret 2025 | 21:53

75 Tahun Kemitraan, Indonesia-Rumania Luncurkan Logo dan Forum Pariwisata

Rabu, 12 Maret 2025 | 21:52

Selengkapnya