Berita

Damai Hari Lubis/Net

Politik

Mujahid 212: PKI Tidak Ada Secara Hukum, Namun Pemahamannya Masih Lanjut

SELASA, 06 OKTOBER 2020 | 01:15 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemahaman Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI) dianggap nyaris identik dengan pemahaman Partai komunis Indonesia (PKI) saat masih berdiri.

Begitu yang disampaikan oleh Ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB) yang juga Mujahid 212, Damai Hari Lubis menanggapi pengakuan politisi PDIP, Arteria Dahlan bahwa ada anak PKI di dalam tubuh partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

"PKI tidak ada secara hukum, namun pemahamannya masih lanjut," ujar Damai Hari Lubis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (5/10).

Hal tersebut kata Damai, terbukti adanya RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang secara hukum dianggap sebagai tindakan makar terhadap ideologi Pancasila.

"Walau yang terlibat tidak hanya anggota parlemen dari PDIP saja, namun yang jelas Pancasila yang dimaknai menjadi Trisila lalu eka sila memang platformnya PDIP, sebuah agenda yang akan dituju PDIP," kata Damai.

Sehingga, pengacara Habib Rizieq Shihab (HRS) ini menilai bahwa pemahaman PDIP nyaris identik dengan pemahaman PKI dahulu.

"Jadi pemahaman PDIP hampir atau nyaris identik dengan pemahaman PKI saat masih dulu berdiri. Namun saat ini pemahamannya yang masih berlanjut," terang Damai.

Padahal kata Damai, ideologi komunis secara konstitusi dilarang untuk bangsa Indonesia sesuai dengan TAP MPR nomor 25/1966 dan UU 7/1999 KUHP.

"Ideologi komunis secara konstitusi dilarang untuk bangsa ini, bahkan diancam dengan pidana. Apalagi pemahamannya untuk disebarluaskan. Apalagi menjadi agenda atau misi partai yang mesti dicapai. Agenda atau misi komunisme itu ada dalam Anggaran Dasar PDIP. Apalagi yang mau dibantah oleh Arteria?" tegas Damai.

Damai pun juga turut mengomentari pernyataan Arteria yang heran PDIP tidak dicap sebagai partai PRRI atau anak DI-TII ataupun keluarga Polri, namun hanya dicap sebagai partai anak PKI.

"Itu bentuk klarifikasi irrelevant atau sanggahan yang gak nyambung dengan topik bahasan. Arteria sengaja buat obscuur atau blur," pungkas Damai.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya