Berita

Mantan Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu/Rep

Politik

Ryamizard Ryacudu: Saya Prihatin Dengan Keadaan Bangsa Ini, Terutama Generasi Milenial

SABTU, 03 OKTOBER 2020 | 13:13 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Sejumlah pihak merasa prihatin terhadap kondisi bangsa Indonesia yang terjadi dewasa ini juga dengan perkembangannya. Terutama melihat anak-anak muda yang kerap menggembar-gemborkan milenial namun tidak dibentengi agama dan adab budi pekerti.

Salah satu yang merasa prihatin dengan kondisi bangsa ini yakni mantan Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu saat memberikan sambutan dalam acara diskusi daring bertajuk "Doa dan Harapan Untuk Negeri" yang digelar secara fisik dan virtual di Hotel Grand Syahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu (3/10).

"Kalau saya sih, saya prihatin sekali dengan keadaan bangsa ini. Terutama anak-anak muda ini. Karena saya melihat kita terlalu bicara milenial-milenial, kita lupa yang lain," ujar Ryamizard Ryacudu.

Mantan KSAD ini sebelumnya mengungkapkan, pemberi sambutan sebelumnya mengaku prihatin dengan situasi bangsa Indonesia akan politik dengan bualan janji-janjinya, maka dia mengajak semuanya untuk mencarikan solusinya.  

"Jadi apa yang kita lakukan di sini adalah kita melihat situasi bangsa dan negara yang terjadi dan perkembangannya saat ini. Kemudian tadi sudah disampaikan masalah rakyat sudah bosan dengan janji-janji dan bau-bau politik," ujar Ryamizard Ryacudu.

"Nah pada kesempatan yang baik ini ya kita cari solusi apa yang terbaik untuk kita sumbangkan kepada negara yang kita cintai ini kemudian tentu makin dirangkum dalam buku yang kita sampaikan juga kepada siapa, Presiden atau siapa terserah saja," imbuhnya menambahkan.

Kembali ke milenial, Ryamizard Ryacudu mengatakan, milenial memang harus mengikuti perkembangan zaman dengan kemampuan teknologi yang baik, namun tidak melupakan agama serta adab sopan santun dan budi pekerti yang baik pula.

"Milenial ini penting kita harus tahu kalau tidak tahu dengan IT segala macam itu kita ketinggalan zaman. Tapi ada satu yang harus kita tanamkan sejak awal. Jadi kalau kita nanamkan pohon biar lurus tidak bengkok-bengkok, kalau yang baik untuk dipaksa lurus patah nanti. Jadi enggak nyambung harus ada yang mengikat. Ikatan itu siapa? Satu agama, dua budi pekerti," urainya.

"Jadi ini diikat dengan agama budi pekerti sejak kelas 1 SD insyaAllah nanti akan lurus yang baik baik bagi negara dan bangsa ini, yang paling penting adalah baik untuk Allah SWT," sambungnya.

Ryamizard Ryacudu lantas mencontohkan banyak kasus belakangan ini yang sangat memprihatinkan dilakukan oleh oknum anak muda yang tega membunuh orang tuanya. Perilaku jahiliah, sadis dan kejam itu diharapkan tidak lagi terjadi ke depannya.

"Dulu, dulu itu zaman jahiliyah, kan kita lihat bunuh-bunuhan, anak-anak perempuan dulu dibunuh dan segala macam begitu. Tapi kalau sekarang ini lebih, kenapa? Saya lihat di majalah, televisi seorang anak ketahuan merampok, bapaknya dibunuh, ibunya dibunuh adek-adeknya dibunuh, itu zaman dulu ada begitu?" ucapnya.

"Nah sekarang saya lagi kemarin itu ada ibu dibakar ada lagi yang sama dibunuh. MasyaAllah padahal Ibu kita ini kan Wakil Tuhan di dunia ini, ini dibunuh, nggak ada hormat sama sekali," sambungnya.

Masih lanjut Ryamizard Ryacudu, itu baru situasi yang kelihatan di media, bagaimana yang tidak terekspos.

"Ini harus kita cegah. Nggak boleh terjadi seperti ini. Kalau sudah begitu ya Tuhan akan marah begitu. Padahal orang yang pertama kali yang harus kita hormati adalah Ibu, sampai tiga kali, ibu ibu ibu baru ayah," tutupnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya