Berita

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen/Net

Politik

Samuel F Silaen: Diksi Kebangkitan Komunis Jadi 'Jualan' KAMI Agar Mendapat Simpati Rakyat

KAMIS, 01 OKTOBER 2020 | 15:30 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Narasi kebangkitan komunis atau PKI yang belakangan rajin disuarakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menuai kritikan.

Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen, narasi komunis seakan menjadi strategi pemasaran agar koalisi yang digagas mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo cs didukung publik.

"Jualan KAMI dengan memakai diksi bangkitnya komunis dengan dibungkus kedok jubah agama bagian dari strategi pemasaran supaya jualan laku diterima rakyat, dalam rangka mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat," kata Samuel F Silaen dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Kamis (1/10).

Soal kebangkitan komunis, Silaen mengaku sudah berkali-kali menyuarakan agar yang terlibat langsung dalam penumpasan PKI angkat bicara secara gamblang kepada publik. Hal itu semata-mata agar persoalan komunis atau PKI selesai.

Sebab, Silaen merasa diksi PKI selalu keluar setiap pergantian kepemimpinan di Indonesia.

"PKI ini selalu dipolitisir menjadi dagangan untuk jualan di tengah masyarakat. Rakyat selalu dicekoki informasi yang menakutkan. Simpang-siur soal kebenaran sejarah selalu dijadikan debat kusir tanpa rekonsiliasi kebenaran," ungkap Silaen.

Oleh karenanya, ia berharap aparat penegak hukum bertindak sesuai koridor hukum yang ada dalam mengatasi isu yang seakan menjadi langganan tiap tahunnya.

"Aparat penegak hukum jangan sampai terbelah atau lalai untuk menangkap esensi yang sedang dibangun oleh ormas KAMI. Aparat jangan bertindak di luar aturan hukum yang berlaku, pastikan hukum harus jadi panglima. Hukum tak boleh diskriminatif terhadap semua warga negara," pinta Silaen.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya