Berita

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie/Net

Politik

Analisa Jerry Massie, Isu Komunis Kerap Dijadikan Propaganda Dan Komoditas Politik

RABU, 30 SEPTEMBER 2020 | 11:23 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Isu Komunis yang tiap tahunnya ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia kerap dijadikan komoditas politik oleh sejumlah kelompok.

Begitulah yang diungkapkan Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie, dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (30/9).

"Perlu dihindari hal ini dijadikan propaganda politik oleh sebagian kelompok. Dengan menggunakan isu politik identitas," ujar Jerry.

Sebagai contoh, Jerry membeberkan sejarah perkembangan ideologi komunis yang di gagas Karl Marx berkembang dibeberapa negara di Eropa, dan berujung kepada propaganda politik.

"Barangkali kalau tak dilihat dalam kacamata dogmatis maka berbahaya. Memang ajaran Marx ini populer tpi pada era 90-an dimana Jerman Timur awalnya komunis bergabung dengan Jerman Barat. Begitu pula Glasnot dan Perestroika di Uni Sovyet pada 1991 terpecah sampai ke Yugoslavia," terangnya.

Kekinian, paham Komunis kata Jerry masih hidup dan berkembang di negari Tirai Bambu, China.

Jerry menyebutkan, pada 2017 ada sekitar 89,45 juta orang menjadi anggota paham komunis. Bahkan, anggota parlemen dari Partai Komunis China berjumlah 2.982.

Namun begitu, Jerry memandang berbeda dengan komunis di Indonesia, yang hanya menjadi isu yang digaungkan sejumlah pihak dengan menyebut PKI masih hidup dan berkembang sampai saat ini.

Padahal jika menengok sejarah pasca pembantaian PKI terhadap 9 Jenderal pahlawan revolusi, telah ditetapkan larangan ideologi komunis berkembang di Tanah Air.

"Dan pada Maret 1966 Presiden Soeharto melarang komunis dan tahun 1966 dibekukan yang ditandatangani oleh Jenderal AH Nasution," demikian Jerry Massie.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya