Berita

Tambang Paguna/Net

Bisnis

Perusahaan Tambang Raksasa Diminta Bertanggung Jawab Atas Limbah Beracun Yang Cemari Sungai Papua Nugini

RABU, 30 SEPTEMBER 2020 | 06:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Lebih dari 150 orang yang tinggal di Bougainville telah mengajukan pengaduan ke pihak berwenang Australia atas limbah beracun yang terdapat di sungai yang diduga dihasilkan oleh raksasa pertambahan Rio Tinto.

Saat ini perusahaan itu tengah menghadapi tuduhan bahwa tambang yang ditinggalkannya di Papua Nugini dua dekade lalu membocorkan limbah beracun ke sungai.

Orang-orang itu mengatakan limbah dari tambang tembaga dan emas menyebabkan masalah kesehatan bagi 12.000 orang yang tinggal di sekitar, seperti dikutip dari BBC.

Perusahaan tambang tersebut menyatakan bersedia untuk berbicara dengan pemilik tambang Panguna saat ini dan masyarakat setempat.

Sebelumnya bos Rio Tinto dan dua eksekutif senior lainnya mengundurkan diri pada awal September menyusul berita bahwa perusahaan itu telah menghancurkan situs-situs suci Aborigin di Pilbara, Australia Barat.

"Sungai kami diracuni oleh tembaga, rumah kami dipenuhi debu dari gundukan tailing, anak-anak kami sakit karena polusi," kata Theonila Roka Matbob, seorang pemilik tanah tradisional dan anggota parlemen lokal di Bougainville.

Tambang Panguna adalah salah satu tambang tembaga dan emas terbesar di kawasan itu pada tahun 1970-an dan 1980-an, tetapi kemarahan yang meluas di kalangan masyarakat lokal atas kerusakan lingkungan dan distribusi keuntungan memaksa penutupannya lebih dari dua dekade lalu.

Rio Tinto menyerahkan sahamnya di tambang tersebut kepada pemerintah Papua Nugini empat tahun lalu. Namun begitu, banyak yang merasa perusahaan itu tetap harus bertanggung jawab untuk membersihkan situs tersebut.

"Ini bukan masalah yang bisa kami perbaiki dengan tangan kosong. Kami sangat membutuhkan Rio Tinto untuk melakukan apa yang benar dan menangani bencana yang telah mereka tinggalkan," kata Matbob.

Seorang juru bicara perusahaan Inggris-Australia mengatakan kepada Sydney Morning Herald bahwa mereka bersedia untuk terlibat dengan komunitas lokal.

"Kami menyadari kerusakan infrastruktur pertambangan di situs dan sekitarnya, dan klaim yang mengakibatkan dampak lingkungan dan sosial yang merugikan, termasuk hak asasi manusia," kata seorang juru bicara kepada surat kabar tersebut.

Tambang Panguna adalah tambang tembaga besar yang terletak di pulau Bougainville di Papua Nugini. Tambang ini merupakan salah satu tambang dengan cadangan tembaga terbesar di dunia dengan perkiraan jumlah bijih tembaga sebesar 1 miliar ton. Cadangan tembaga di kawasan Panguna ditemukan pada tahun 1969, seperti dikutip dari Wiki.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya