Berita

Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin/Net

Politik

PM Vanuatu Harus Belajar Ilmu HI Agar Tidak Dipermalukan Diplomat Muda Indonesia

SENIN, 28 SEPTEMBER 2020 | 08:46 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Perdana Menteri Republik Vanuatu, Bob Loughman mengenai masalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) Papua di dalam sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) merupakan hal yang sangat tidak pantas, tidak etis, dan tidak menghargai serta menghormati kedaulatan negara lain.

Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin bahkan meminta kepada Bob Loughman untuk dapat memahami sejarah dan mengerti akan Papua secara mendalam sebelum asal berbicara.

Dengan terulangnya perilaku Vanuatu, PM Vanuatu masih perlu memahami geografi, geopolitik, dan geostrategi Indonesia sebagaimana diatur dalam norma dan hukum hubungan international.

"Papua adalah bagian penting dari NKRI, dan hal ini sudah clear serta dikukuhkan oleh Majelis Umum PBB melalui resolusi 2504 (XXIV). Fakta inilah yang perlu dihormati oleh Vanuatu maupun kelompok-kelompok yang berusaha memprovokasi keutuhan NKRI," ujarnya kepada wartawan, Senin (28/9).

"Mungkin PM Vanuatu perlu belajar ilmu hubungan international (HI), sehingga memahami norma dan hukum secara benar," imbuhnya. 

Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku heran dengan negara Vanuatu yang kerap melontarkan masalah Papua sejak tahun 2016 hingga Sidang Umum PBB ke-75 tahun 2020 saat ini. 

Kata Azis, jangan sampai isu yang dilontarkan merupakan sebuah pesanan atau tidak berdasar yang akan berdampak pada negara Vanuatu tersebut nantinya.

"Sudah jelas dalam PBB kita sepakat bahwa seluruh anggota PBB menjaga stabilitas keamanan dan menciptakan perdamaian dunia. Vanuatu justru menghasut dunia dan menyebarkan hoax kepada dunia. Ada apa, apakah mereka pro separatis?" tegasnya.

Azis Syamsuddin menekanan agar Vanuatu belajar etika dari konsep ASEAN, sehingga bisa menerapkan nilai-nialai peradaptan yang baik tanpa mengintervensi apalagi menuduh sesama negara berdaulat. 

Di saat yang sama Azis Syamsuddin mengapresiasi tanggapan melalui hak jawab oleh diplomat Indonesia Silvany Austin Pasaribu. Sebagaimana diketahui diplomat muda Indonesia itu memberi respon terhadap Perdana Menteri Vanuatu melalui hak jawab.

"Jika level Perdana Menteri Vanuatu tidak ingin dipermalukan oleh diplomat muda Indonesia, maka Vanuatu harus mulai belajar menghormati norma-norma international. Saya mengapresiasi dan mendukung strategi dan langkah Kemlu dalam hal ini," demikian Azis Syamsuddin.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya