Berita

Ilustrasi mobil listrik/Net

Bisnis

India Siapkan Intensif 4,6 Miliar Untuk Pembuat Baterai Kendaraan, Ada China Yang Ikut Ajukan Investasi

SABTU, 26 SEPTEMBER 2020 | 11:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

India berencana menawarkan intensif 4,6 miliar dolar AS kepada perusahaan yang mendirikan fasilitas manufaktur baterai canggih sebagai dukungan karena berusaha untuk mempromosikan penggunaan kendaraan listrik dan mengurangi ketergantungannya pada minyak.

Sebuah proposal yang dirancang oleh NITI Aayog, lembaga pemikir federal yang diketuai oleh Perdana Menteri Narendra Modi, mengatakan India dapat memangkas tagihan impor minyaknya sebanyak 40 miliar dolar AS pada tahun 2030 jika kendaraan listrik diadopsi secara luas.

Proposal tersebut kemungkinan akan ditinjau oleh Kabinet Modi dalam beberapa minggu mendatang, kata sumber pejabat senior pemerintah, mengutip Reuters, Jumat (25/9).

NITI Aayog dan pemerintah India tidak menanggapi permintaan komentar. Lembaga think tank merekomendasikan insentif sebesar 4,6 miliar dolar AS pada tahun 2030 untuk perusahaan yang memproduksi baterai canggih, dimulai dengan insentif tunai dan infrastruktur sebesar 122 juta dolar AS pada tahun keuangan berikutnya yang kemudian akan ditingkatkan setiap tahun.

"Saat ini, industri penyimpanan energi baterai termasuk industri yang baru di India. Itu membuat investor menjadi sedikit khawatir untuk berinvestasi di industri matahari terbit," kata proposal tersebut.

India berencana untuk mempertahankan tarif pajak impornya sebesar 5 persen untuk jenis baterai tertentu, termasuk baterai untuk kendaraan listrik, hingga 2022, tetapi akan menaikkannya menjadi 15 persen setelahnya untuk mempromosikan manufaktur lokal, kata dokumen itu.

Meskipun ingin mengurangi ketergantungan minyak dan mengurangi polusi, upaya India untuk mempromosikan kendaraan listrik terhalang oleh kurangnya investasi di bidang manufaktur dan infrastruktur seperti stasiun pengisian daya.

Hanya 3.400 mobil listrik yang terjual di negara terpadat kedua di dunia selama tahun bisnis terakhir, dibandingkan dengan penjualan 1,7 juta mobil penumpang konvensional.

Kebijakan tersebut dapat menguntungkan pembuat baterai seperti LG Chem Korea Selatan dan Panasonic Corp Jepang serta pembuat mobil yang telah mulai membangun EV di India seperti Tata Motors dan Mahindra & Mahindra.

Yang menarik, China juga menyumbang 80 persen dari produksi sel lithium-ion dunia untuk India. India sendiri telah memperkenalkan aturan investasi yang lebih ketat untuk perusahaan China. Membuat proses persetujuan berjalan lambat untuk beberapa proposal setelah bentrokan perbatasan yang mematikan antara kedua negara pada bulan Juni.

Di dalam proposal pemerintah tersebut, disertakan prakiraan biaya sekitar 6 miliar dolar AS selama lima tahun bagi perusahaan untuk mendirikan fasilitas manufaktur dengan dukungan subsidi pemerintah.

NITI Aayog telah menjadi pendorong beberapa kebijakan utama pemerintah India termasuk privatisasi yang direncanakan dari sejumlah perusahaan milik negara.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya