Berita

Presiden Venezuela Nicolas Maduro/Net

Dunia

Sanksi Tambahan AS Membuat Venezuela Mantapkan Persenjataan Mandiri, Maduro: Kami Tetap Hormati Rusia, China Dan Iran

SABTU, 26 SEPTEMBER 2020 | 10:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengungkap rencana negaranya untuk mengurangi ketergantungan dan mulai mengembangkan sistem persenjataannya sendiri.

Namun demikian, rencana itu, dikatakan Maduro tidak akan menghalangi negaranya untuk tetap melanjutkan kerja sama militer dengan Rusia, China, dan Iran.

Hal itu disampaikan Maduro saat berbicara pada peringatan 15 tahun Operasi Komando Strategis Venezuela pada Jumat (25/9). Ia menyatakan bahwa negara itu berencana untuk membuat senjatanya sendiri dan mengumumkan bahwa dewan militer dan ilmiah khusus sedang dibentuk untuk tujuan itu.

"Kami memiliki semua yang kami butuhkan untuk menciptakan sistem persenjataan kami sendiri, sambil melanjutkan kerja sama dengan Rusia, China, Kuba, Iran, dan seluruh dunia. Kami akan terus menerima dari mereka ilmu pengetahuan, teknologi, terkait senjata, [dan] tentu saja, bantuan strategis, tapi kita harus bergerak menuju kemerdekaan," kata Maduro, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (26/9).

Rusia dan Venezuela telah menikmati hubungan yang sangat baik selama beberapa dekade, dengan Moskow menjadi salah satu pemasok utama senjata dan teknologi militer Caracas.

Pada hari Senin, Amerika Serikat memberlakukan sanksi tambahan terhadap Maduro atas kerjasamanya dengan Iran. Menurut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan: "Selama hampir dua tahun, pejabat korup di Teheran telah bekerja dengan rezim tidak sah di Venezuela untuk mencemooh embargo senjata PBB."

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Venezuela mengatakan bahwa Caracas menganggap sanksi baru AS terhadap presiden negara itu sebagai bentuk agresi, dan menambahkan bahwa Gedung Putih tidak dapat mencegah negara tersebut untuk membangun hubungan perdagangan dan ekonomi dengan Iran.

Beberapa anggota komunitas internasional, terutama AS, telah menjatuhkan sanksi terhadap Venezuela selama beberapa tahun terakhir. Tindakan hukuman lebih lanjut diberlakukan setelah protes 2019 yang membuat pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai pemimpin sementara.

Sementara itu Rusia, China, dan Turki, antara lain, telah mendukung Nicolas Maduro sebagai presiden sah Venezuela.

Banyak dari sanksi Barat yang menargetkan perusahaan minyak dan gas Venezuela Petroleos de Venezuela, dan anak perusahaannya, dalam upaya untuk menyita aset bahan bakar fosilnya yang sangat besar dan mencegah perusahaan tersebut menyelesaikan transaksi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya