Berita

Natalius Pigai/Net

Politik

Menurut Ujang Komarudin, Pernyataan Natalius Pigai Tidak Wakili Masyarakat Papua Dan Tendensius

JUMAT, 25 SEPTEMBER 2020 | 20:00 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai soal kematian pendeta Yeremia Zanambani di Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Sabtu (19/9) kemarin menggambarkan adanya desain besar yang hendak menghancurkan wilayah-wilayah Kristen di Indonesia, dinilai terlalu tendensius.

Pasalnya, itu merupakan pendapat pribadi Natalius Pigai dan bukan pendapat masyarakat Papua secara keseluruhan.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Jumat (25/9).

"Itu kan pendapat pribadi. Tak mewakili pendapat rakyat Papua. Pernyataan tersebut terlalu tendensius menuduh pihak-pihak tertentu dari aparat dan pemerintah," kata Ujang Komarudin.

Adapun, Pengamat Politik jebolan Universitas Indonesia (UI) ini menegaskan bahwa insiden kematian Pendeta Yeremia Zanambani harus diproses secara hukum yang adil.

"Kematian Pendeta YZ memang harus diusut secara hukum," tegas Ujang Komarudin.

Namun, Ujang mengatakan, Natalius Pigai agar tidak menyeret wilayah hukum ke ranah politik.

Menurut Ujang, negara telah menjamin kebebasan setiap warga negara untuk beribadah, beragama, dan berkeyakinan.

Karena itu insiden kematian Pendeta Yeremia Zanambani harus diusut tuntas secara hukum.

"Jangan ditarik-tarik ke wilayah politik. Seperti ada tuduhan ingin menghilangkan wilayah kristen dan lain lain," tuturnya.

"Rakyat Papua merupakan bagian rakyat Indonesia. Kebebasan beribadah dan beragama juga dijamin oleh negara. Jika ada kematian pendeta usut dan proses secara hukum. Jangan ditarik-tarik ke wilayah politik," demikian Ujang Komarudin.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

UPDATE

Koalisi PAN dan Gerindra Kota Bogor Berlanjut di Pilwalkot 2024

Jumat, 26 April 2024 | 05:34

Budidaya Nila Salin di Karawang Hasilkan Omzet Puluhan Miliar

Jumat, 26 April 2024 | 05:11

Soal Pertemuan Prabowo-Mega, Gerindra: Sedang Kita Bangun, Insya Allah

Jumat, 26 April 2024 | 04:51

Puluhan Motor Hasil Curian

Jumat, 26 April 2024 | 04:38

Gerakan Koperasi: Melawan Kapitalisme, Menuju Sosialisme?

Jumat, 26 April 2024 | 04:12

Menang Dramatis Lawan Laskar Taeguk, Tim Garuda Lolos Semifinal Piala Asia U-23

Jumat, 26 April 2024 | 03:33

Guyon PKB-PKS

Jumat, 26 April 2024 | 03:18

Pilot Project Budidaya Udang Tradisional Makin Moncer di Maros

Jumat, 26 April 2024 | 02:57

Gerindra Dukung Ahmad Ali Maju Pilgub Sulteng

Jumat, 26 April 2024 | 02:32

Hasil Jual Motor Curian Digunakan Pelaku untuk Modal Judi Slot

Jumat, 26 April 2024 | 02:11

Selengkapnya