Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Net

Dunia

AS Melampaui 200 Ribu Kematian Karena Covid-19, Trump Katakan Itu Memalukan Tapi Klaim Dirinya Layak Mendapat A+

RABU, 23 SEPTEMBER 2020 | 10:04 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

RMOL.  Angka kematian karena Covid-19 di Amerika Serikat kini telah melewati lebih dari 200 ribu jiwa. Menanggapi pertanyaan wartawan mengenai angka kematian yang sangat tinggi ini, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa jumlah itu sangat memalukan. Namun, selayaknya seorang Trump, dia tetap memiliki gudang 'pembelaan'.

Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa semua ini karena China yang tidak segera melakukan pembatasan di wilayah negaranya pada saat virus pertama kali terdeteksi. 

"Iya, benar. Ini memalukan. Saya pikir jika kita tidak melakukannya (pencegahan penularan virus corona) dengan benar, Anda akan memiliki 2,5 juta kematian, bahkan lebih!" kata Trump. Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat saat ini masih 'baik-baik saja' dan 'pasar saham naik', seperti dilaporkan US Today, Rabu (23/9).

"Angka itu memang mengerikan, ini seharusnya tidak pernah terjadi. China membiarkan ini terjadi, dan ingatlah itu. Anda melihat pidato PBB saya? China seharusnya menghentikannya di perbatasan mereka. Mereka seharusnya tidak pernah membiarkan ini menyebar ke seluruh dunia, dan itu adalah hal yang mengerikan. Kita menutup negara kita, kita telah melakukannya dengan baik, dan sekarang kita membuka kembali, membuat pasar saham naik," ujar Trump menggebu-gebu.

Trump pada pekan kemarin terus mencoba meredakan kepanikan masyarakat dengan meminimalkan keparahan pandemi virus corona.

Trump juga telah menentang peringatan para pakar kesehatan masyarakat tentang virus corona.

Selama wawancara hari Selasa dengan stasiun televisi Fox, Trump terang-terangan menyebut tanggapannya terhadap pandemi ini 'luar biasa'. Bahkan dia telah menganugerahi dirinya sendiri dengan nilai "A +" untuk penanganannya terhadap pandemi virus corona, tetapi mengakui dia pantas mendapatkan "D" untuk apa yang dia sebut sebagai 'hubungan masyarakat'. 

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya