Berita

Menhan Turki Hulusi Akar/Net

Dunia

Menhan Turki Kecam Headline Berita Dimokratia: Rekor Memalukan, Tanda Hitam Sejarah Pers Yunani

SENIN, 21 SEPTEMBER 2020 | 09:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Menteri pertahanan Turki Hulusi Akar mengecam tajuk berita di sebuah surat kabar Yunani yang mengangkat berita tentang Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (20/9).

Ia menyebut judul berupa sumpah serapah itu sebagai noda hitam dalam sejarah pers Yunani.

"Rekor memalukan itu akan tetap menjadi tanda hitam dalam sejarah pers Yunani," kata Hulusi Akar dalam pernyataan Kementerian Pertahanan Nasional di Twitter, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Minggu (20/9).

Dia mengutuk hal itu sebagai pernyataan yang sangat tidak berharga yang muncul di dalam sebuah koran dengan mengatakan hal itu bahkan tidak terkait dengan jurnalisme.

Sebelumnya surat kabar Demokratia pada edisinya yang terbit pada Jumat (18/9) menulis sebuah berita dengan judul berisi kata-kata makian terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Akar mengatakan siapa pun yang berakal sehat, termasuk orang-orang Yunani yang berpikiran jernih, akan menolaknya.

"Kami mengharapkan tindakan administratif dan yudisial yang diperlukan segera diambil oleh otoritas Yunani terhadap mereka yang bertujuan untuk menyabotase hubungan bilateral, dan sudah terkutuk dalam kesadaran publik," tambahnya.

Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun juga mengutuk surat kabar tersebut.

"Kami meminta pemerintah Yunani untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas tindakan tak tahu malu dan celaka ini," katanya dalam sebuah cuitan di akun pribadinya.

Omer Celik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa, juga mengecam pernyataan yang jelek dan tercela itu, dengan mengatakan bahwa 'bahasa beracun' dari beberapa politisi Yunani berada di balik tindakan tersebut.

Sebelumnya, Turki telah memanggil utusan Yunani untuk mengajukan protes terhadap berita tersebut.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya