Berita

Planet Venus/net

Dunia

Rusia Akuisisi Kepemilikan Planet Venus, Segera Kirim Misi Ke Sana

MINGGU, 20 SEPTEMBER 2020 | 10:22 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari kepala perusahaan antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin pada pekan ini. Ia mengklaim planet Venus merupakan milik Rusia.

Berbicara kepada wartawan di pameran HeliRussia 2020 pada Selasa (15/9), Rogozin mengatakan Rusia berencana untuk mengirim misinya sendiri ke Venuz. Pasalnya, misi venus sebelumnya yang bernama "Venera-D" merupakan misi bersama dengan Amerika Serikat (AS).

"Melanjutkan eksplorasi Venus ada dalam agenda kami," ujar Rogozin, seperti dikutip CNN, Jumat (18/9).

"Kami pikir Venus adalah planet Rusia, jadi kami tidak boleh ketinggalan. Proyek misi Venus termasuk dalam program pemerintah gabungan eksplorasi luar angkasa Rusia untuk tahun 2021-2030," tambahnya.

Pernyataan Rogozin sendiri muncul setelah para ilmuwan mengungkap ada tanda-tanda kehidupan di planet Venus dengan terdeteksinya gas fosfin.

Sebuah studi yang dirilis oleh Profesor Jane Greaves dari Universitas Cardiff di jurnal Nature Astronomy pada Senin (14/9) menunjukkan, adanya jejak fosfin dalam jumlah besar. Di mana itu adalah molekul kimia yang dihasilkan oleh aktivitas mikrobateri di Bumi.

Seorang astrofisikawan dan ilmuwan planet di Institut Teknologi Massachusetts, Sara Seager mengatakan, penemuan fosfin di Venus sangat menarik untuk dieksplorasi di tata surya kita bersama dengan jajaran Mars dan bulan "dunia air" seperti Enceladus dan Europa.

"Dampak yang kami harapkan dalam komunitas sains planet adalah mendorong lebih banyak penelitian tentang Venus itu sendiri, penelitian tentang kemungkinan kehidupan di atmosfer Venus, dan bahkan misi luar angkasa yang difokuskan untuk menemukan tanda-tanda kehidupan atau bahkan kehidupan itu sendiri di atmosfer Venus," terang Seager.


Menurut Badan Antariksa Eropa, Rusia memang memiliki pengalaman yang signifikan dalam hal Venus.

"Antara 1967-1984 penelitian Venus yang dilakukan di Rusia berada di garis depan penelitian internasional tentang planet ini," demikian tulisan yang diunggah dalam situs badan tersebut.

"Sejak itu, Rusia masih mempertahankan keahlian uniknya dalam merancang dan mengembangkan pesawat pendarat untuk Venus dan terus menetapkan tugas ilmiah untuk pesawat tersebut," imbuhnya.

Venus merupakan planet yang seukuran dengan Bumi, namun letaknya jauh lebih dekat dengan Matahari.

Selama ini Venus jarang dikaji seperti halnya Bulan atau Mars karena dianggap mustahil mendukung kehidupan dengan panas dan udara yang dipenuhi karbon dioksida.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya