Berita

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany/Net

Politik

Nadiem Akan Hapus Pelajaran Sejarah Di SMA, Tsamara Amany: Tidak Setuju, Harusnya Diperbaiki!

SABTU, 19 SEPTEMBER 2020 | 10:59 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim kembali menuai kontroversi, setelah mengeluarkan kebijakan baru mengenai penghapusan sejarah sebagai mata pelajaran (Mapel) wajib di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Selain guru dan para pakar pendidikan, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany turut menolak kebijakan Nadiem Makarim tersebut.

Dalam akun Twitternya, @TsamaraDKI, dia meminta Nadiem mengambil alternatif kebijakan lain daripada menghapus mapel sejarah, jika memang ingin memperbaiki kurikulum pendidikan SMA.

"Ramai soal pelajaran sejarah dihapus dari mapel wajib. Tidak setuju kalau dihapus, tapi sudah pasti mapel sejarah harus diperbaiki," cuit Tsamara pada Sabtu (19/9).

Dalam postingan yang sama, dia mengungkapkan dasar penolakannya jika mapel sejarah benar-benar dihapus Kemendikbud.

"Pelajaran sejarah harusnya memahami sejarah dari berbagai versi sehingga betul-betul paham. Kalau belajar sejarah untuk hapalan sih memang disayangkan," demikian Tsamara Amany.

Wacana penghapusan sejarah sebagai mata pelajaran wajib mulanya terungkap dalam acara sosialisasi penyederhanaan kurikulum dan asesmen yang disampaikan Kemendikbud.

Penghapusan sejarah yang masuk ke kelompok mata pelajaran jurusan IPS di SMA itu didasarkan pada pengklasifikasian mata pelajaran pada jenjang SMA.

Pada pemaparan di acara tersebut, Kemendikbud menyebut pengklasifikasian mata pelajaran SMA menjadi beberapa bagian, yaitu mata pelajaran dasar, mata pelajaran berdasarkan kelompok ilmu, dan pendidikan kecakapan hidup dan vokasi.

Khusus untuk kelas 11 dan 12 SMA, siswa diwajibkan mengambil tiga mata pelajaran pilihan dengan syarat minimal 1 mata pelajaran di kelompok MIPA, 1 mata pelajaran di kelompok IPS, 1 mata pelajaran di kelompok bahasa dan atau vokasi.

Kurikulum baru yang disampaikan tersebut direncanakan mulai dilaksanakan mulai tahun ajaran 2021/2022, dengan waktu peluncuran pada bulan Maret 2021.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya