Berita

Bendera Amerika Serikat dan China/Net

Dunia

Senator AS Siapkan 350 Miliar Dolar Untuk Strategi Melawan Kebangkitan China

JUMAT, 18 SEPTEMBER 2020 | 13:25 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebanyak 11 anggota Senat Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat mengajukan RUU yang berisi strategi dan alokasi dana sebagai upaya melawan kebangkitan China di berbagai bidang.

RUU yang disebut dengan "America Leads Act" itu dipresentasikan pada Kamis (17/9). Di mana Washington akan mengalokasikan dana sebesar lebih dari 350 miliar dolar AS selama satu dekade untuk membangun kapasitas industri demi menyaingi China di berbagai bidang. Termasuk manufaktur, teknologi, dan sains.

Dimuat New York Times, pengajuan RUU itu dipimpin Senator Chuck Schumer dari New York dan Senator Bob Menendez dari New Jersey.

Senator Sherrod Brown yang menjadi salah satu sponsor RUU tersebut mengungkapkan, America Leads Act dibutuhkan untuk mengubah arah AS yang kacau di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

"Disponsori oleh 11 Demokrat terkemuka, undang-undang tersebut dipandu oleh empat pilar," ujarnya dalam rilis yang dikutip Sputnik pada Jumat (18/9).

Empat pilar tersebut adalah berinvestasi dalam daya saing Amerika, mendukung aliansi dan mitra Amerika, memulihkan dan memajukan kebijakan luar negeri yang berpusat pada nilai, serta memastikan China membayar harga untuk tindakan predatornya.

Dalam RUU tersebut, pemerintah memberikan otorisasi penggunaan dana sebesar 300 milliar dolar AS selama empat tahun untuk memperkuat penelitian dan pengembangan dalam sains serta teknologi.

Sebanyak 16 miliar dolar AS juga dialokasikan untuk investasi industri semikonduktor AS.

Proposal tersebut juga berupaya untuk menegaskan kembali komitmen keamanan Amerika yang kuat di Indo-Pasifik dan postur yang dikerahkan ke depan di wilayah tersebut untuk memastikan bahwa semua negara dapat menggunakan hak mereka di perairan internasional di kawasan itu.

Selain itu, para senator berharap untuk memperkuat penegakan perdagangan di berbagai bidang termasuk kekayaan intelektual, rantai pasokan, manipulasi mata uang, dan barang palsu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya