Berita

Patung Sebastian de Belalcazar di atas Popayan yang dirobohkan/Net

Dunia

Puluhan Warga Adat Kolombia Robohkan Patung Penakluk Spanyol Sebastian de Belalcazar

JUMAT, 18 SEPTEMBER 2020 | 06:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah orang yang termasuk dalam kelompok adat Kolombia merobohkan patung Sebastian de Belalcazar yang mereka anggap sebagai simbol rasisme dan kolonialisme.

Ini menjadi yang terbaru setelah beberapa patung sebelumnya menjadi sasaran amuk pengunjuk rasa di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir, yang dimulai di AS dengan menargetkan patung tokoh Konfederasi sebagai bagian dari gerakan Black Lives Matter dan sejak itu menyebar ke negara lain, termasuk Inggris dan Prancis.

Patung Sebastian de Belalcazar telah berdiri di atas Popayan, sebuah kota di Kolombia, sejak 1937. Pada Rabu (16/9) penduduk asli bersenjatakan tali menarik patung itu dari alasnya, menjatuhkan apa yang mereka katakan sebagai simbol masa kolonial negara itu.

Gambar dan video patung yang sedang dibongkar itu diposting di media sosial, di mana terdengar suara para pengunjuk rasa bersorak dan merayakan saat bangunan itu runtuh.

Itu terjadi di tengah protes masyarakat adat Misak, Nasa dan komunitas Pijao terhadap pemusnahan budaya dan fisik penduduk asli Kolombia dalam 500 tahun sejak penaklukan Spanyol, seperti dikutip dari AFP, Kamis (17/9).

Sebastián de Belalcazar (1479 - 1551) adalah seorang penakluk Spanyol . Ia dikenal sebagai pendiri kota-kota kolonial di bagian barat laut Amerika Selatan.

De Belalcazar mendirikan Popayan pada tahun 1537 selama penaklukan Spanyol. Dia juga mendirikan Quito di Ekuador. Tapi orang Misak menuduhnya mencuri tanah dan membunuh leluhur mereka.

De Belalcazar dijatuhi hukuman mati di Cartagena, di pantai Karibia pada tahun 1551.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya