Berita

Sejumlah kelompok aktivis HAM mendesak PBB luncurkan penyelidikan terkait upaya genosida China terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang/Net

Dunia

Lewat Surat Terbuka, Para Aktivis Desak Dewan HAM PBB Luncurkan Penyelidikan Genosida Uighur

SELASA, 15 SEPTEMBER 2020 | 16:40 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sejumlah kelompok aktivis kemanusiaan membuat surat terbuka kepada Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB berisi desakan untuk meluncurkan penyelidikan terkait genosida terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.

Di antara kelompok-kelompok tersebut ada Uighur Human Rights Project yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan Genocide Watch yang ikut memberikan tandatangannya.

Di dalam suratnya, para aktivis menyoroti kamp-kamp pendidikan yang diisi oleh sekitar 1 hingga 1,8 juta minoritas Uighur di Xinjiang. Di sana diyakini terjadi program indoktrinasi politik, penghilangan paksa, penghancuran situs budaya, kerja paksa, tingkat penahanan penjara yang tidak proporsional, hingga pemaksaan pencegahan kelahiran.

"Langkah-langkah tersebut memenuhi ambang batas tindakan genosida di bawah Konvensi Genosida, yang melarang 'pemaksaan tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran' di antara kelompok etnis atau agama," sambung surat tersebut, seperti yang dikutip Reuters pada Selasa (15/9).

Di bawah hukum internasional, kejahatan terhadap kemanusiaan didefinisikan sebagai kejahatan yang meluas dan sistematis. Sementara pembuktian genosida lebih sulit untuk dibuktikan.

Sejauh ini, belum ada tanggapan dari pihak Kementerian Luar Negeri China terkait dengan surat tersebut.

Kepala HAM PBB, Michelle Bachelet pada Senin (14/9) mengatakan, pihaknya tengah mendiskusikan kemungkinan kunjungan ke Xinjiang dengan otoritas China untuk melihat perlakuan terhadap etnis Uighur.

Meski begitu, Bachelet sendiri dianggap tidak menyuarakan isu pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur dalam pidatonya di Dewan HAM PBB yang membuat para aktivis kecewa.

"Pernyataan Bachelet tentang China tidak mengatakan apa-apa tentang substansi, tidak ada kabar tentang kerugian kemanusiaan dari pelanggaran HAM China, termasuk terhadap orang Uighur dan Hong Kong," ujar Sarah Brooks dari Layanan Internasional untuk HAM.

“Sebaliknya, pernyataan tersebut berbicara banyak tentang posisi lemah kantor hak asasi manusia vis-a-vis China,” katanya.

Pada Senin, AS telah mengumumkan larangan impor terhadap produk dari lima entitas tertentu yang diduga terkait dengan aktivitas kerja paksa yang dilakukan oleh China terhadap Uighur.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya