Berita

Bendera Palestina/Net

Dunia

Dunia Arab Berpaling, Palestina Mau Tak Mau Harus Berjuang Sendiri

SENIN, 14 SEPTEMBER 2020 | 17:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Palestina saat ini tidak bisa lagi mengandalkan dukungan dari negara lain untuk membantunya merdeka. Alih-alih bersatu dan berjuang sendiri.

Pengamat politik dunia Islam, Muhammad Najib mengatakan, keputusan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain untuk mengikuti jalan Mesir dan Yordania dengan melakukan normalisasi hubungan bersama Israel akan menyadarkan Palestina.

Najib menjelaskan, walaupun selama ini 22 negara Arab berusaha untuk membantu Palestina, tetapi ketika dihadapkan pada kepentingan nasional, maka mereka akan mendahulukannya.

"Negara-negara Arab, walaupun berusaha membantu Palestina tetapi nasional interest menjadi prioritas. Nah ketika kedua hal ini tidak berjalan paralel maka mereka lebih memilih kepentingan nasional," ujarnya dalam RMOL World View bertajuk "Siapa Pembela Sejati Palestina?" pada Senin (14/9).

Sehingga, ia katakan, di tengah situasi ini, faksi-faksi yang berseteru di Palestina harus mengesampingkan perselisihannya dulu dan fokus melawan Israel.

"Fatah dan Hamas yang selama ini bertentangan mau tidak mau harus bersatu. Mengedepankan kepentingan bersama dan mengesampingkan perselisihan-perselisihan kecil," ujar mantan anggota Komisi I DPR RI itu.

Seperti yang disampaikan Najib, beberapa waktu terakhir, faksi-faksi yang berseteru di Palestina tengah berusaha untuk bersatu. Hal tersebut dilihat dari pertemuan yang difasilitasi oleh Presiden Mahmoud Abbas pada awal bulan ini.

Pertemuan yang sangat jarang tersebut berhasil dilakukan untuk membahas langkah UEA yang melakukan kesepakatan damai dengan Israel. Di mana Abu Dhabi mengaku, salah satu prasyaratnya melakukan normalisasi hubungan dengan Israel adalah untuk menghentikan aneksasi Tepi Barat.

"Pertemuan kita berada pada tahap yang sangat berbahaya, di mana tujuan nasional kita menghadapi berbagai plot dan bahaya," ujar Abbas.

"Untuk berdiri bersama di tengah-tengah konfrontasi dan perlawanan rakyat yang damai terhadap pendudukan, saya mengundang Anda ke sini untuk menyetujui pembentukan kepemimpinan nasional," sambungnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya