Berita

Anggota Percepatan Pembangunan Pemprov DKI Jakarta, Naufal Firman Yursak/Net

Politik

PSI Sindir Anies Soal Rem Darurat, TGUPP Beri Respons Menohok

SABTU, 12 SEPTEMBER 2020 | 15:03 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Putusan Gubernur DKI Jakarta untuk menarik rem darurat, memang tak bisa memuaskan semua pihak. Sejumlah pihak pun mengutarakan kritikannya terhadap kebijakan PSBB total yang diberlakukan Gubernur DKI.

Salah satunya adalah politikus PSI, Faldo Maldini, yang ikutan menyinyiri keputusan Gubernur Anies yang memberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara total di Jakarta untuk menekan penyebaran virus corona.

Padahal kebijakan PSBB total itu dinilai penting untuk dilakukan karena kasus virus corona di Jakarta semakin tidak terkendali di masa PSBB transisi.


Melalui akun Twitter @FaldoMaldini, Faldo yang merupakan eks kader PAN tersebut menyebut kebijakan PSBB total itu sama dengan rem tangan.

"Rem tangan tidak perlu kalau pemerintah daerah berhasil mendampingi menuju kebiasaan baru. Meningkatkan jumlah penggunaan masker, spot cuci tangan yang masif, menjaga jarak, dan meregulasi keramaian," tulis Faldo yang dikutip Kantor Berita RMOLJakarta Sabtu (12/9).

Celotehan Faldo ini memperoleh respons anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta, Naufal Firman Yursak.

Bahkan secara terbuka Naufal melakukan kick back dengan menyebut Faldo sebagai politisi kutu loncat.

"Masak kita mau percaya pada politisi kutu loncat? Rem darurat pun diubahnya jadi rem tangan. Saat-saat seperti ini, lebih banyak manfaatnya jika percayanya kepada epidemiolog dan tenaga kesehatan :)," tulis Naugal melalui akun Twitter @firmanyursak.

Masa PSBB total sendiri akan resmi diberlakukan pada 14 September mendatang. Keputusan pemberlakuan kembali PSBB ketat, menurut Anies, juga mengikuti arahan Presiden Joko Widodo yang meminta aspek kesehatan lebih dipentingkan.

Sebagaimana diketahui, Provinsi DKI awalnya memberlakukan pelonggaran PSBB atau disebut PSBB transisi mulai 5 Juni hingga 2 Juli 2020.

Kemudian, Pemprov DKI memutuskan memperpanjang PSBB transisi masing-masing selama dua pekan sebanyak lima kali, terhitung mulai 3 Juli hingga 10 September 2020.

Hingga akhirnya, karena tak ada tanda-tanda penurunan kasus Covid-19 di ibukota, Pemprov DKI memutuskan untuk melakukan rem darurat dengan memberlakukan kembali PSBB total.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya